Apakah Etika Itu?


A. Penjernihan Istilah

1.Etika dan Moral

 Telah banya sitilah yang menyangkut konteks ilmiah, istilah ‘’etika’’ pun berasal dari bahasa yunani kuno. Kata yunani ethos dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti; tempak tinggal yang biasa; padang rumput, kandang; kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berfikir. Dalam bentuk jamak (ta etha) artinya adalh adat kebiasaan. Maka etika berarti ilmu tentang apa yang biasa di lakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Mendengar keterangan etimologis ini mingkin kita teringat bahwa dalam bahasa Indonesia pun kata ‘’ethos’’ cukup bayak di pakai, misalnya dalam kombinasi ‘’ethos kerja’’, ‘’ethos profesi’’ dan sebagainya.

Kata yang cukup dengan dengan ‘’etika’’ adalah ‘’moral’’. Kata terakir ini berasal dari bahasa latin mos (jamak: mores) yang berarti juga kebiasaan, adat. Dalam bahasainggris dan banyak bahasa lain, termaksud bahasa Indonesia( pertama kali di muat dalam kamus besar bahasa Indonesia 1988) dalam kamus umum bahasa Indonesia yang lama(poerwadarminta,sejak 1953) ‘’etika’’ di jelaskan sebagai ilmu pengetahuan tentang asas-asas ahlak (moral). Jiks kita melihat dlam kamus besar bahasa Indonesia yang baru (departemen pendidikan kebudayaan, 1988) di situ ‘’etika’’ di jelaskan dengan membedakan tiga arti:

1.      Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)

2.      Kumpulan asas ataunilai yang berkenan dengan akhlak

3.      Nilai mengenai benar dan salah yang di anut suatu golongan atau masyarakat
dengan demikian kita sampai pada tiga arti tersebut:
pertama,kata ‘’etika’’ bisa di pakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
secara singkat arti ini dapat di rumuskan juga sebagai ‘’sistem nilai’’
kedua ‘’etika’’ berarti juga kumpulan asas atau nilai moral. Yang di maksud di sini adalah kode etik beberapa tahun yang lalu oleh departemen kesehatan republic Indonesia di terbitkan sebuah kode etik untuk rumah sakit yang di beri judul ‘’ etika rumah sakit indonesia’’ di singkatERSI.
ketiga ‘’etika’’ mempunyai arti lagi ; ilmu tentang yang baik dan buruk, etika di sini sama di artikan dengan filsafat moral. tentang kata moral sudah kita lihat bahwa etimologinya sama dengan etika sekalipun bahasa asalnya berbeda. ‘’etika’’ menurut arti pertama tadi yaitu; nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. ‘’Moralitas’’ mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan moral hanya ada nada lebih abstrak.

2. Amoral dan Immoral

Terkait dengan istilah, perlu di bedakan antara amoral dan immoral. Menurut concise oxford dictionary kata amoral di terangkan sebagai ‘’uncorcerned’ with out of the sphere of moral, non moral’’  jadi kata inggris amoral berarti tidak berhubungan dengan konteks moral. Dalam kamus umum bahasa Indonesia yang lama tidak terdapat amoral ataupun immoral. Dalam kamus besar bahasa Indonesia yang baru tidak di muat immoral tapi terdapat kata amoral yang di jelaskan sebagai tidak bermoral, tidak berakhlak. Contoh tidak bisa di rumuskan’’ memeras para pensiunan adalah tindak tidak bermoral.
dalam hal ini kita dapat mempunyai alasan untuk menyimpang dari kebiasaan internasional.

3.Etika dan Etiket

Dalam rangka menjernihkan istilah, harus kita simak lagi perbedaan antara etika dan etiket. Kerap kali istilah tersebut di campuradukkan begitu saja, padahal pebedaan di antaranya sangat hakiki. tetapi di pandang menurut artinya dua istilah ini memang dekat satu sama lain. Namun demikian ada beberapa perbedaan sangat penting antara etika dan etiket. Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus di lakukan manusia. misalnya jika saya menyerahkan sesuatu kepada atasan saya harus menyerahkan dengan menggunakan tangan kanan. Di anggap melanggar etiket bila orang menyerahkan sesuatu dengantangan kiri. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Bla tidak ada orang lain hadir atau tidak ada saksi mata maka etiket tidak berlakut. Etiket bersifat relative. Yang di anggap tidak sopan d;alam satu kebudayaan bisa saja di anggap ssopan dalam kebudayaan lain.tetapi tidak bisa di raguakan relativitas etiket jauh lebih jelas dan jauh lebih mudah di pahami.

Setelah mempelajari perbedaan antara etika dan etiket ini barangkali tidak sulit untuk di setujui bahwa konsekuensinya cukup besar jika dua istilah ini di campuradukan tanpa berfikir lebih panjang.

B. Etika Sebagai Cabang Filsafat

1. Moralitas: ciri khas manusia

Banyak perbuatan manusia berkaitan dengan baik atau buruk tapi tidak semua. Ada juga perbuatan yang netral dari segi etis.mngkin itu lebih efisien atau lebih baik karna cocok dengan motorik saya . perbuatan ini lebih di sebut amoral dalam arti septi sudah di jelaskan tidak mempunyai relevansi etis. Tapi lain halnya bila saya sebagai bapak keluarga membelanjakan gaji bulanan lebih dulu untuk hobi saya.

Baik dan buruk dalam arti etis seperti di maksudkan dalam contoh terakir ini memainkan peranan dalam hidup setiap manusia. Perbedaan khas yaitu rasio, bakat dapat di menggunakan bahasa ,kesanggupan untuk tertawa, untuk membuat alat-alat dan seterusnya. Moralitas merupakan suatu cirri khas  manusia yang tidak dapat di temukan pada makhluk di bawah tingkat manusiawi. Untuk mengerti perbedaan antara manusia dan binatang inidengan lebih baik, perlu kita simak sebentar kata harus dalam sebutan harus di lakukan tadi. Ternyata ada dua macam keharusan keharusan ilmiah dan keharusan moral. Keharusan dalam contoh ini di dasarkan atas hukum alam.

Lain halnya dengan keharusan dalam kalimat-kalimat berikut ini: ‘ barang yang di pinjam harus di kembalikan’, ‘karyawan harus di beri gaji yang adil’. Hukum moral tidak du jalankan dengan sendirinya . hukum moral merpakan semacam himbauan kepada kemauan manusia. Tetapi manusia harus mau dulu sebelum ia mengerjakan sesuatu.keharusan moral adalah kewajiban , orang yang mengatakan demikian menggunakan bahasa dengan cara aneh karna kata kewajiban di khususkan untuk keharusan moral saja.beberapa bahasa modern dapat menyatakan perbedaan antara keharusan alamiah dan keharusan moral itu. Dalam bahasa jerman kata mussen menunjukan keharusan ilmiah dan kata sollen di gunakan dalam arti keharusan moral.

2. Etika Ilmu Tentang Moralitas

            Etika adalah ilmu yang membahas tentang moralitas atau tentang manusia sejauh sejauh berkaitan dengan moralitas. Suatu cara lain untuk merumuskan hal yang sama adalah bahwa etika merupakan ilmu yang menyelidiki tingkat laku moral. Di sini kita mengikuti pembagian atas tiga pendekatan yang dalam konteks ini sering di berikan yaitu etika deskriptif, normative, dan mateatika.

a.Etika Destriptif

Etika deskriptif melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, misalnya adat kebiasaan, anggapan tentang baik dan buruk, tindakan yang di perbolehkan atau tidak. Etika deskriptif mempelajari moralitas yang terdapat pada individu tertentu. Misalnya ia melukiskan adat mengalayu kepala yang di temukan dalam masyarakat yang di sebut primitive, tapi ia tidak mengatakan bahwa adat semacam itu dapat di terima atau harus di tolak.

b.Etika Normatif

Etika normative merupakan bagian terpenting dari etika dan bidang di mana berlangsung diskusi yang paling menarik tentang masalah masalah moral.  Di sini ahli bersangkutan tidak bertindak sebagai penonton netral, seperti halny dalam etika deskriptif tapi iya melibatkan diri dengan mengemukakan penilaian tentang perilaku manusia. Penilaian itu di bentuk atas dasar norma-norma. ‘martabat manusia harus di hormati’ dapat di anggap sebagai contoh tentang norma semacam itu.

Hal yang sama bisa di rumuskan dengan mengatakan bahwa etika normative itu tidak deskrptif melainkan prekriptif(memerintah), tidak melukiskan melainkan menentukan benar tidaknya tingkah laku atau anggapan moral. Secara singkat dapat di katakana etika normative dapat bertujuan merumuskan prinsip etis yang dapat di pertanggungjawabkan dengan cara rasional dan dapat di gunakan dalam praktek. Etika normatif dapat di bagi lebih lanjut dalam etika umum dan khusus:

1. Etika umum memandang tema tema umum seperti apa itu norma etis? Apa itu nilai dan apakah kekhusan nilai moral?  Tema tema seperti itulah yang menjadi objek penelitian etika umum.

2. Etika khusus berusaha menerapkan prinsip prinsip etis yang umum atas wilayah perilaku manusia yang khusus. Tradisi ini kerap kali di lanjutkan dengan memakai suatu nama baru yaitu; ‘etika terapan’ dalam buku ini akan di bicarakan lagi tentang cirri cirri khas etika terapan dalam pemikiran moral dewasa ini.

c. Metaetika

    cara lain lagi untuk mempraktekan etika sebagai ilmu adalah metaetika. Awalan meta mempunyai arti melebihi, melampaui. Istilah ini d ciptakan untuk menunjukan bahwa yang di bahas di sini bukanlah moralitas secara langsung, melainkan ucapan kita di bidang moralitas. Dapat di katakana juga bahwa metaetika mempelajari logika khusus dari ucapan etis. Di pandang dari segi tata bahasa rupanya kalimat eis tidak berbeda dari kalimat jenis lain .
Metaetika ini dapat di tempatkan dalam rangka ‘filsafat analitis’ suatu aliran penting dalam filsafad abad ke 20. Filsafat analitis  menganggap analisis bahasa sebagai tugas terpenting bagi filsafat atau bahkan sebagai satu satunya tugasnya. Kalo satu premis preskriptif dan premis lain deskriptif ,contohnya:

1.       setiap manusia harus menghormati orang tuanya

2.      lelaki ini adalah orang tua saya

3.      jadilelaki ini harus saya hormati

Setelah mempraktekan etika ini, bisa kita simpulkan bahwa dalam studi tentag moralitabs dapat di bedakan pendekatan non-filosofil dan pendekatan filosofis. Pendekatan non filosofis adalah etika deskriptif sedangkan pendekatan filosofis bisa sebagai etika normative dan bisa juga sebagai mataetika atau etika analitis.

Dari suatu sudut pandang lain etika dapat di bagikan juga ke dalam pendekatan normative dan pendekatan non normative. Dalam pendekatan non-knormatif si peneliti tinggal netral terhadap setiap posisi moral hal itu terjadi dalam etika deskriptif dan metaetika.

4.     Hakikat etika filosofis

Bila dalam hidup sehari-hari kita berbicara tentang keadaan atau peristiwa yang kita saksikan atau kita alami  maka tidak pernah kita melakukannya secara netral saja , tidak pernsh kits membatasi diri pada pemantauan saja, hamper selalu kita menanbah unsur penilaian. Hal itu tidak saja kita tegaskan sebagai konstatasi, tapi demgan mengatakan demikian sekaligus kita melakukan evaluasi.



Perilaku Etis Dalam Akuntansi : Apakah Yang Dimaksud Dengan Etika?

A.   Apakah Yang Dimaksud Dengan Etika?

Bab ini berfokus pada sifat dasar dan dimensi etika dan moralitas serta aplikasinya dalam praktek akuntansi dan profesi akuntansi.

Kata “Etika” dan “moral” memiliki beberapa arti. Menurut Kamus Webster’s Collegiate terdapat empat arti dasar dari kata “Etika”:

1.      Kedisiplinan yang berkaitan dengan apa yang baik atau buruk serta tugas dan kewajiban moral.

2.      Seperangkat prinsip dan nilai moral

3.      Teori ataupun sistem dari nilai moral

4.      Prinsip prinsip-prinsip etik yang mengatur individu atau kelompok

Etika dalam segala bentuk berkaitan dengan benar atau salah, baik atau buruk. Ini adalah satu dari seperangkat prinsip yang dipegang oleh individu atau kelompok maupun disiplin yang mempelajari prinsip-prinsip etika. Tugas dari disiplin tersebut adalah menganalisis dan mengevaluasi tindakan dan praktek  manusia.

B.     Etika : Perusahaan Intelektual

Setiap orang mempunyai serangkaian kepercayaan  atau predikat etika.  Kebanyakan orang yang berpikir untuk melakukan kecurangan dan pencurian adalah salah. Setiap opini tersebut merupakan kepercayaan moral.

Untuk memulainya kita akan melihat struktur dari kepercayaan etis. Setiap kepercayaan etis terdiri dari dua elemen. Itulah apa yang disebut oleh ahli logika yaitu sebuah subjek dan predikat. Subjek merupakan sebuah keyakinan mengenai sesuatu. Biasanya subjek dalam etika merupakan tindakan atau praktek seperti hukuman badan, berzina, berbohong, dll. Sedangkan predikat adalah apa yang dikatakan mengenai subjek. “ salah” tentu saja, merupakan sebuah predikat etis. Oleh Karena itu, bagi orang yang percaya bahwa bunuh diri yang dibantu  adalah salah, ‘’ Bunuh diri yanjg dibantu’ merupakan subjek kepercayaan dan “salah” adalah predikat etis. Subjek kpercayaan etika biasanya merupakan tindakan atau praktek, tetapi terkadang merupakan sistem atau Institusi.

C.   Tindakan

Tindakan manusia merupakan subyek utama dari penyesuaian etika mereka. Melalui tindakan manusia, kita dapat mengartikan perilaku dan aktivitas itu merupakan hal yang disengaja – bahwa tindakan mengenai kesengajaan dan kebebasan seseorang untuk dilakukan. Kesengajaan seseorang mengenai tindakan berlebih dimana mereka memiliki pengendalian dan karena itu mereka perlu bertanggung jawab atas tindakan yang diambil. Tindakan harus memiliki gravitas tertentu. Kesengajaan seseorang yang menunjukkan ‘’etis’’ atau ‘’tidak etis’’ biasanya merupakan tindakan yang bermanfaat atau membahyakan orang lain atau diri sendiri dalam beberapa cara yang serius.

D.   Mengapa Perlu Mempelajari Etika?

Berikut adalah alasan umum mempelajari etika:

1.      Beberapa keyakinan moral individu mungkin tidak akan cukup bertahan karena merupakan keyakinan sederhana dari isu yang kompleks. Studi tentang etika dapat membantu individu menata isu kompeks tersebut dengan melihat prinsip-prinsip yang mengoperasikan kasus tersebut.

2.      Dalam beberapa situasi, karena prinsip-prinsip etika yang saling bertentangan, hal itu mungkin sulit dalam menentukan apa yang harus dilakukan. Dalam kasus ini, alasan etis dapat menyediakan wawasan mengenai bagaimana mengadili anatara prinsip-prinsip yang bertentangan dan dapat menunjukkan tindakan tertentu lebih diinginkan dari yang lain. Studi etika dapat membantu mengembangkan keahlian penalaran etis.

3.      Individu dapat memegang beberapa keyakinan memadai atau berpegang teguh pada nilai yang tidak memadai. Menundukkan kepercayaan atau nilai orang-orang untuk analisis etis secara kritis mungkin menunjukkan ketidakmampuan mereka.

4.      Keempat dan alasan yang paling penting mengenai studi etis adalah untuk memahami apakah dan mengapa pendapat mereka layak diketahui. Socrates berfilsafat bahwa hidup teruji bukanlah kehidupan yang layak.

5.      Alasan terakhir mengenai pembelajaran etika adalah untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip dasar etika yang dapat diaplikasikan dalam tindakan. Prinsip ini seharusnya memungkinkan kita menentukan apa yang seharusnya dilakukan dan memahaminya mengapa hal itu terjadi. Ketika kita diperhadapkan pada keputusan mengenai apa yang dilakukan pada situasi yang berbeda, hal itu akan sangat membantu untuk memiliki daftar dari pertanyaan dasar atau pertimbangan yang kita dapat terapkan dalam membantu menentukan apa hasil yang sebenarnya.

Studi etika dapat membuat kita sadar akan prinsip yang digunakan dalam menentukan apa yang seharusnya dilakukan dalam situasi yang melibatkan hal-hal yang berkaitan dengan etika. Karena isu etika tumbuh semakin kompleks dalam dunia yang lebih kompleks, ini memaksa kita untuk memiliki pemahaman akan struktur pemikiran etis untuk membantu kita menavigasi lautan etika.

E.    Menjadi Etis : Bagaimana Menentukan Apa Yang Harus Dilakukan?

Akuntan mamiliki tanggung jawab etika. Misalnya Tanggung jawab kepada keluarga, profesi dan klien serta perusahaan dimana dia bekerja. Tetapi apakah tanggung jawab dasar dari seorang akuntan?










Komentar

Post Populer

Akuntansi Komparatif : AMERIKA dan ASIA

Soal Akuntansi dan Penyelesaian

Strategi Multibisnis Pendekatan portofolio sejarah