GAMBARAN UMUM AUDITOR INTERNAL
Evolusi Audit Internal
Pada awalnya audit internal berfungsi sebagai “adik” dari profesi auditor eksternal dengan pusat perhatian pada penilaian atas keakuratan angka-angka keuangan. Namun saat ini audit internal telah memisahkan diri menjadi disiplin ilmu yang berbeda dengan pusat perhatian yang lebih luas.
Audit internal modern menyediakan jasa-jasa yang mencakup pemeriksaan dan penilaian atas control, kinerja, risiko, dan tata kelola perusahaan public maupun privat. Karena pergeseran pandangan atas fungsi audit internal ini baru terjadi akhir-akhir ini saja, maka audit internal yang memiliki aspek kerja yang lebih luasini sering disibeut sebagai audit internal modern.
Audit Internal di Abad-Abad Permulaan
Setidaknya ilmu dan profesi audit internal telah dimulai pada 3.500 SM. Catatan sejarah ini mengenai peradaban Mesopotamia menunjukkan adanya tanda kecil yang dibuat disamping angka transaksi keuangan ( Tanda titik,silang, dan centang). Tanda yang ada pada saat itu merupakan potret dari system verifikasi yang telah dijalankan.
Sejarah mencatat bahwa masyarakat mesir,cina, Persia, danYahudi pada abad-abad permulaan menerapkan system yang sama. Ong mesir mensyaratkan adanya saksi transaksi penyerahan padi ke lumbung desa dan mensyaratkan adanya dokumen yang sah untuk transaksi tersebut. Orang yunani mementingkan control atas transaksi –transaksi keuangan dan kerajaan Romawi kuno menerapkan system dengar laporan
Audit Internal di Abad- Abad Pertengahan
Ketika kerajaan romawi jatuh sistemt moneter dan control internal pun hancur. Baru pada akhir abad pertengahan para penguasa meminta bukti penerimaan yang menjadi hak mereka. Para raja dan hakim menerapkan audit awal, yang kemudian diikuti oleh abdi Negara yang ditunjukkan selanjutnya
Perdagangan italia yang ekspansif pada abad ke 13 membutuhkan pencatatan yang lebih rumit sehingga lahirlah system pembukuan berpasangan ( double-entry) yakni setiapt transaksi dicatat baik pada sisi debit dan kredit.
Audit Internal di Masa Revolusi
Audit sebagaimana yang dikenal sekarang dimulai ketika terjaadi revolusi industry di inggris. Perusahaan –perusahaan mempekerjakan akuntan untuk memeriksa catatan keuangannya. Lebih dari sekedar “mendengarkan”, verifikasi audit kemudian berkembang menjadi verifikasi catatan tertulis dan perbandingan angka-angka yang tertera pada jurnal dengan bahan bukti dokumennya
Audit Internal di Tahun-Tahun Belakangan Ini
Audit, bersamaaan dengan investasi yang dilakukan orang-irang inggris, melintasi lautan menuju amerika serikat pada bada ke -19. Orang-orang kaya raya dari ingris menginvestasikan dana yang cukup besar di perusahaan –perusahaan amerika serikat, dan menginginkan adanya verifikasi independen atasa investasi mereka. Auditor-Auditor Inggris membawa metode dan prosedur audit yang kemudian diadaptasi Kolonila Inggris demi kepentingan mereka sendiri.
Audit Di Amerika Serikat
Setelah pereang Dunia I, perekonomian AS mengalami peningkatan. Banyak perusahaan mempublikasikan lapoan keuangan yangdi audit meskipun tidak disyaratkan. Namun Pada Umumnya audit lebih ditujukan kepada kepentinga para banker yang mencurigai pelaporan di neraca yangkeliatannya terlalu optimis sehingga memerlukan verifikasi yang independen dan dapat dipercaya.
Perkembangan audit internal selanjtnya bias dikatakan bersumber dari meningkatnya kompleksifitas operasi perusahaan dan pemerintahan.
Pencapaian Identitas Diri Auditor Internal
Istilah auditor internal dan audit internal menimbulkan perbedatan konotasi pada sebagian pendiri IIA. Mereka mencari istilah atau frase yang bias lebih baik menjelaskan peranan auditor internal, namun tak satupun istilah yang muncul.
Para pendiri IIA berharap bahwa tindakan nyata akan lebih bermanfaat bagi profesi auditor internal dalam mencapai jati dirinya ketimbang mencari istilah yang mendeskripsikan profesi tersebut.
Auditor Eksternal dan Auditor Internal
Aktivitas audit internal dan eksternal bisa jadi tumpang tindih dalam hal-hal seperti penelaahan kecukupan control pada fungsi akuntansi, namun perbedaan antara kedua bidang ini jauh lebih banyak daripada kesamaannya akibat adanya tujuan yang berbeda. Pengalaman dibidang akuntansi dapat membantu dalam penyusunan program audit, mengevaluasi system, menaganalisis transaksi , mengidentifikasi kerusakan produk, dan memeprsiapkan kertas kerja, sehingga banyak auditor internal direkrut dari profesi akuntan publick.
Misi Auditor Eksternal dan Internal
Tanggungjawab utama auditor eksternal adalah memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan. Tujuan auditor eksternal adalah menentukan kewajaran penyajian posisi keuangan perusahaan dan hasil-hasil usaha untuk periode tersebut.
Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggungjawab mereka secara efektif. Audit internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan control serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan.
Perbedaan antara Auditor Eksternal dan Internal
Auditor eksternal tidak terlalu memperhatikan kecurangan atau pemborosan yang tidak memiliki dampak yang signifikan, atau tidak material, terhadap laporan keuangan. Disisi lain pihak auditor internal sangat memerhatikan pemborosan dan kecurangan, dari mana pun sumbernya dan sekecil apa pun jumlahnya.
Perbedaan utama antara auditor internal dan eksternal disarikan pada table berikut ini. Posisi dan focus perhatian dari auditor internal modern disbanding dengan auditor eksternal yang berorientasi pada aspek keuangan.
Menuju sebuah Defenisi Audit Internal
Auditor Internal di seluruh dunia melakukan pekerjaan mereka secara berbeda, tergantung pada lingkup audit yang diinginkan manajemen senior. Akibatnya sulit mendefenisikan berbagai aktivitas yang dilakukan auditor.
IIA Memperkenalkan standards for the Proffesionall Practice of Internal Auditing- SPPIA yang berisi defenisi berikut ini:
“audit internal adalah fungsi penilaian independ yang dibentuk dalam perusahaan untuk memeriksa dan mengevaluasi aktivitas-aktivitasnya sebagai jasa yang diberikan kepada perusahaan.”
Pada musim semi tahun 1999 GTF menyerahkan defenisi berikut ini untuk tanggapi oleh para anggota IIA :
Audit internal adalah sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan objektif yang dikelola secara independen di dalam organisasidan diarahkan organisasi dan diarahkan oleh filosofi penambahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan. Audit tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan risiko, kecukupan control, dan pengelolaan organisasi.
Audit internal merupakan profesi yang dinamis dan terus berkembang yang mengantisipasi perubahan dalam lingkungan operasinya dan beradaptasi terhadap perubahan dalam struktur organisasi, proses, dan teknologi. Profesionalisme dan komitmen yang tinggi difasilitasi dengan bekerja dalam kerangka praktik profesionalyang dikembangkan oleh institute Of Internal Auditor.
Pada bulan Juli 1999 Dewan Direksi IIA menagdopsi defenisi berikut:
Audit Internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif dan konsultasi yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Audit tersebut membantu organisasi mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan risiko, kecukupan control, dan pengelolaan organisasi.
Untuk tujuan penggunaan di buku ini, defenisi beriut ini telah diciptakan untuk menggambarka lingkup audit internal modern yang luas dan tak terbatas.
“audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan control yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dn dapat diandalkan; (2) risiko yang diahdapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti;(4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif- semua dilakukan denga tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggungjawab secara efektif.
Definisi Audit Internal Berdasarkan Tujuan dan Ruang Lingkupnya (Boynton, Johson, & Kell)
Bagian-bagian penting dalam definisi Auditing Internal sebagai berikut :
Profesi Audit Internal
Katalog kriteria berikut ini sering digunakan untuk menilai kualitas professional suatu jabatan :
Pada awalnya audit internal berfungsi sebagai “adik” dari profesi auditor eksternal dengan pusat perhatian pada penilaian atas keakuratan angka-angka keuangan. Namun saat ini audit internal telah memisahkan diri menjadi disiplin ilmu yang berbeda dengan pusat perhatian yang lebih luas.
Audit internal modern menyediakan jasa-jasa yang mencakup pemeriksaan dan penilaian atas control, kinerja, risiko, dan tata kelola perusahaan public maupun privat. Karena pergeseran pandangan atas fungsi audit internal ini baru terjadi akhir-akhir ini saja, maka audit internal yang memiliki aspek kerja yang lebih luasini sering disibeut sebagai audit internal modern.
Audit Internal di Abad-Abad Permulaan
Setidaknya ilmu dan profesi audit internal telah dimulai pada 3.500 SM. Catatan sejarah ini mengenai peradaban Mesopotamia menunjukkan adanya tanda kecil yang dibuat disamping angka transaksi keuangan ( Tanda titik,silang, dan centang). Tanda yang ada pada saat itu merupakan potret dari system verifikasi yang telah dijalankan.
Sejarah mencatat bahwa masyarakat mesir,cina, Persia, danYahudi pada abad-abad permulaan menerapkan system yang sama. Ong mesir mensyaratkan adanya saksi transaksi penyerahan padi ke lumbung desa dan mensyaratkan adanya dokumen yang sah untuk transaksi tersebut. Orang yunani mementingkan control atas transaksi –transaksi keuangan dan kerajaan Romawi kuno menerapkan system dengar laporan
Audit Internal di Abad- Abad Pertengahan
Ketika kerajaan romawi jatuh sistemt moneter dan control internal pun hancur. Baru pada akhir abad pertengahan para penguasa meminta bukti penerimaan yang menjadi hak mereka. Para raja dan hakim menerapkan audit awal, yang kemudian diikuti oleh abdi Negara yang ditunjukkan selanjutnya
Perdagangan italia yang ekspansif pada abad ke 13 membutuhkan pencatatan yang lebih rumit sehingga lahirlah system pembukuan berpasangan ( double-entry) yakni setiapt transaksi dicatat baik pada sisi debit dan kredit.
Audit Internal di Masa Revolusi
Audit sebagaimana yang dikenal sekarang dimulai ketika terjaadi revolusi industry di inggris. Perusahaan –perusahaan mempekerjakan akuntan untuk memeriksa catatan keuangannya. Lebih dari sekedar “mendengarkan”, verifikasi audit kemudian berkembang menjadi verifikasi catatan tertulis dan perbandingan angka-angka yang tertera pada jurnal dengan bahan bukti dokumennya
Audit Internal di Tahun-Tahun Belakangan Ini
Audit, bersamaaan dengan investasi yang dilakukan orang-irang inggris, melintasi lautan menuju amerika serikat pada bada ke -19. Orang-orang kaya raya dari ingris menginvestasikan dana yang cukup besar di perusahaan –perusahaan amerika serikat, dan menginginkan adanya verifikasi independen atasa investasi mereka. Auditor-Auditor Inggris membawa metode dan prosedur audit yang kemudian diadaptasi Kolonila Inggris demi kepentingan mereka sendiri.
Audit Di Amerika Serikat
Setelah pereang Dunia I, perekonomian AS mengalami peningkatan. Banyak perusahaan mempublikasikan lapoan keuangan yangdi audit meskipun tidak disyaratkan. Namun Pada Umumnya audit lebih ditujukan kepada kepentinga para banker yang mencurigai pelaporan di neraca yangkeliatannya terlalu optimis sehingga memerlukan verifikasi yang independen dan dapat dipercaya.
Perkembangan audit internal selanjtnya bias dikatakan bersumber dari meningkatnya kompleksifitas operasi perusahaan dan pemerintahan.
Pencapaian Identitas Diri Auditor Internal
Istilah auditor internal dan audit internal menimbulkan perbedatan konotasi pada sebagian pendiri IIA. Mereka mencari istilah atau frase yang bias lebih baik menjelaskan peranan auditor internal, namun tak satupun istilah yang muncul.
Para pendiri IIA berharap bahwa tindakan nyata akan lebih bermanfaat bagi profesi auditor internal dalam mencapai jati dirinya ketimbang mencari istilah yang mendeskripsikan profesi tersebut.
Auditor Eksternal dan Auditor Internal
Aktivitas audit internal dan eksternal bisa jadi tumpang tindih dalam hal-hal seperti penelaahan kecukupan control pada fungsi akuntansi, namun perbedaan antara kedua bidang ini jauh lebih banyak daripada kesamaannya akibat adanya tujuan yang berbeda. Pengalaman dibidang akuntansi dapat membantu dalam penyusunan program audit, mengevaluasi system, menaganalisis transaksi , mengidentifikasi kerusakan produk, dan memeprsiapkan kertas kerja, sehingga banyak auditor internal direkrut dari profesi akuntan publick.
Misi Auditor Eksternal dan Internal
Tanggungjawab utama auditor eksternal adalah memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan. Tujuan auditor eksternal adalah menentukan kewajaran penyajian posisi keuangan perusahaan dan hasil-hasil usaha untuk periode tersebut.
Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggungjawab mereka secara efektif. Audit internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan control serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan.
Perbedaan antara Auditor Eksternal dan Internal
Auditor eksternal tidak terlalu memperhatikan kecurangan atau pemborosan yang tidak memiliki dampak yang signifikan, atau tidak material, terhadap laporan keuangan. Disisi lain pihak auditor internal sangat memerhatikan pemborosan dan kecurangan, dari mana pun sumbernya dan sekecil apa pun jumlahnya.
Perbedaan utama antara auditor internal dan eksternal disarikan pada table berikut ini. Posisi dan focus perhatian dari auditor internal modern disbanding dengan auditor eksternal yang berorientasi pada aspek keuangan.
Menuju sebuah Defenisi Audit Internal
Auditor Internal di seluruh dunia melakukan pekerjaan mereka secara berbeda, tergantung pada lingkup audit yang diinginkan manajemen senior. Akibatnya sulit mendefenisikan berbagai aktivitas yang dilakukan auditor.
IIA Memperkenalkan standards for the Proffesionall Practice of Internal Auditing- SPPIA yang berisi defenisi berikut ini:
“audit internal adalah fungsi penilaian independ yang dibentuk dalam perusahaan untuk memeriksa dan mengevaluasi aktivitas-aktivitasnya sebagai jasa yang diberikan kepada perusahaan.”
Pada musim semi tahun 1999 GTF menyerahkan defenisi berikut ini untuk tanggapi oleh para anggota IIA :
Audit internal adalah sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan objektif yang dikelola secara independen di dalam organisasidan diarahkan organisasi dan diarahkan oleh filosofi penambahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan. Audit tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan risiko, kecukupan control, dan pengelolaan organisasi.
Audit internal merupakan profesi yang dinamis dan terus berkembang yang mengantisipasi perubahan dalam lingkungan operasinya dan beradaptasi terhadap perubahan dalam struktur organisasi, proses, dan teknologi. Profesionalisme dan komitmen yang tinggi difasilitasi dengan bekerja dalam kerangka praktik profesionalyang dikembangkan oleh institute Of Internal Auditor.
Pada bulan Juli 1999 Dewan Direksi IIA menagdopsi defenisi berikut:
Audit Internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif dan konsultasi yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Audit tersebut membantu organisasi mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan risiko, kecukupan control, dan pengelolaan organisasi.
Untuk tujuan penggunaan di buku ini, defenisi beriut ini telah diciptakan untuk menggambarka lingkup audit internal modern yang luas dan tak terbatas.
“audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan control yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dn dapat diandalkan; (2) risiko yang diahdapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti;(4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif- semua dilakukan denga tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggungjawab secara efektif.
Definisi Audit Internal Berdasarkan Tujuan dan Ruang Lingkupnya (Boynton, Johson, & Kell)
Bagian-bagian penting dalam definisi Auditing Internal sebagai berikut :
- Internal menunjukkan bahwa aktivitas auditing dilaksanakan dalam organisasi
- Independen dan objektif menjelaskan bahwa pertimbangan auditor akan bernilai bila bebas dari bias atau penyimpangan
- Pendekatan yang sistematis dan berdisiplin menyiratkan bahwa auditor internal mengikuti standar professional yang mengatur pekerjaan audit internal
Profesi Audit Internal
Katalog kriteria berikut ini sering digunakan untuk menilai kualitas professional suatu jabatan :
- Pelayanan kepada public. Auditor internal memberikan jasa untuk meningkatkan penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif.
- Pelatihan Khusus berjangka panjang. Dalam beberapa kasus dan beberapa Negara di dunia, depratemen audit internal menerima oranng yang memiliki pendidikan atau pelatihan yang bervariasi.
- Menaati kode etik. Anggots IIA harus menaatikode etik IIA.
- Menjadi anggota asosiasi dan mengahdiri pertemuan-pertemuan. IIA memang sebuah asosiasi professional.
- Publikasi jurnal yang bertujuan untuk meningkatkan keahlian praktik. IIA mempublikasikan jurnal teknis, yang bernama internal auditor serta jurnal teknis jurnal penelitian, monografi, penyajian secara audiofisual, dan bahan-bahan intruksional lainnya.
- Menguji Pengetahuan para kandidat Auditor bersertifikat.
- Lisensi oleh Negara atau sertifikasi oleh dewan.
Pernyataan Tanggung jawab Audit Internal
Pernyataan
tanggungjawab Audit Internal yang asli diterbitkan oleh IIA pada tahun 1947,
pernyataan tersebut (sekarang telah dihapuskan) direvisi tahun1990, dengan
memasukkan konsep-konsep yang telah
dibangun sebelumnya, termasuk perubahan yang diperlukan untuk profesi pada saat
itu. Beberapa perubahan yang besar yang telah dilakukan adalah:
·
Kata-kata “pernyataan tentang”
ditambahkan ke judul pada pertanyaan 1957
·
Pernyataan tahun 1947 berisikan
pendahuluan yang menunjukkan persetujuan dari dewan direksi IIA dan mengarah
pada perubahan profesi yang konstan;tetapi kemudian Pendahuluan dihapuskan pada
pernyataan 1971
·
Kata-kata “sebagai jasa manajemen”
pertama kali ditambahkan pada pernyataan 1957, tetapi standar kemudai
memperluas konsep jasa auditor internal untuk mencakup lembaga-lembaga pembuat
kebijakan seperti dewan direksi. Kata manajemen juga kemudian diganti menjadi
“organisasi” pada pernyataan 1981
·
Pada pernyataan 1971, frase”
akuntansi,keuangan dan operasional lainnya” digantikan dengan satu kata
“operasional” untuk menggambarkan sifat komprehensif dari audit internal yang
modern.
·
Pernyataan 1957 berisi kata-kata “
menyediakan analisis objektif,penilaian,rekomendasi, dan tanggapan yang
berkaitan kepada pihak manajemen.” Pernyataan 1981menambahkan kata “nasihat”
untuk menyesuaikan dengan standar dan menunjukkan bahwa auditor internal lebih
berperan sebagai penasihat, bukan pengkritik.
·
Pernyataan 1947 berisi kata-kata “menelaah
dan menilai kinerja berdasarkan kebijakan,rencana,dan prosedur.” Pernyataan
1957 memperluas konsep ini dengan “ kualitas kinerja dalam melakukan
tanggungjawab yang diemban.”
·
Berdasarkan pernyataaan 1971 “
tanggungjawab audit internal harus ditetapkan secara jelas dalam kebijakan
manajemen.” Pernyataan 1981 mengikuti standar, menyarankan bahwa kebijakan
mengenai audit internal tidak hanya harus disetujui oleh manajemen tetapi juga
diterima oleh dewan.
·
Rujukan pertama ke kode etik muncul di
pernyataan 1971. Pernyataan 1981 juga menambahkan rujukan standar.
Kode Etik
Kode
etik professional disusun sebagai hasil dari hubungan yang khusus antara
anggota profesi dank lien mereka. Komite Etik Internasional (Internasional
Ethics Committee-IEC) mengeluarkan seperangkat rencana pernyataan baru tentang
etika pada 1 oktober 1999. Versi akhir disetujui oleh dewan direksi pada
tanggal 17 Juni 2000. Terdapat dua perubahan besar pada kode etik yang baru.
1. Kode
etik tersebut berlaku bagi semua auditor internal. Tidak hanya anggota IIA dan
CIA
2. Kode
etik tersebut dibagi dalam, tiga bagian utama: Pendahuluan,Prinsio-prinsip
Dasar,Aturan Etika
Pada
dua bagian terakhir, Kode etik dibagi dalam lima bagian
1. Integritas
2. Objektivitas
3. Kerahasiaan
4. Profesionalisme
5. Kompetensi
Common Body of Knowledge
Commonn
Body of Knowledge (CBOK) IIA diadopsi tahun 1972 dan direvisi serta diterbitkan
kembali tahun 1992. Revisi tersebut mencakup 334 jenis kompetensi yang
dialokasikan ke 20 disiplin ilmu berbeda.
Temuan- Temuan CFIA
Misi
dari tim penelitian tim CFIA, yang dipimpin oleh direktur proyek William
Birkett, adalah untuk mencari esensi profesi audit internal secara umum dan
untuk memperbaharui informasi tentang kompetensi yang dibutuhkan oleh auditor
internal disluruh dunia.
Studi
CFIA menekankan bahwa perubahan yang terjadi secara luas pada lingkungan bisnis
harus disandingkan dengan perubahan dalam audit internal, khususnya dalam
masalah ekspektasi yang dimiliki organisasi terhadap profesi ini, cara para
praktisi melakukan pekerjaannya , dan interaksi anatara audit internal dan para
penyedia jasa lainnya. Hasil studi menyarankan pelaksanaan tugas audit internal
secara penuh yang mencakup:
1. Menjaga
hubungan dengan komunikasi yang baik dalam organisasi
2. Menentukan
risiko-risiko yang diahadapi saat ini dan di masa yang akan datang
3. Berbagi
keahlian, pengetahuan dan ide-ide
4. Mengembangkan
pemahaman di organisasi menyangkut risiko dan control
5. Memfasilitasi
pengadopsian dan penerapan control self assessment
Empat
pernyataan para tim peneliti
diintegrasikan dalam lima modul studi :
1. Audit
internal : Perspektif Global
2. Kompetensi
: Praktik terbaik dan Praktisi yang Kompeten
3. Pengetahuan
mengenai Audit Internal ; Perspektig Global
4. Misi
Depan Audit Internal : Studi Delphi
5. Menentukan
Kompetensi dalam Audit Internal ; Struktur dan Metodologi
Berikut
ini merupakan cakupan pelaksanaan tugas audit internal secara penuh perdasarkan
hasil studi CFIA:
1. Menjaga
hubungan dan komunikasi yang baik di dalam orgaisasi.
2. Menentukan
risiko-risiko yang dihadapi saat ini dan di masa yang akan dating.
3. Berbagia
keahlian, pengetahuna dan ide-ide.
4. Mengembangkan
pemahaman di organisasi menyangkut risiko dan control.
5. Memfasilitasi
pengadopsian dan penerapan control self-assessment.
Tahun
1996, IIA memulai program penyusunan kerangka kerja global yang dimulai denga
perumusan definisi audit internah “audit
internal adalah suatu proses yang dengan organisasi memperoleh keyakinan bahwa
risiko yang dihadapi telah dipahami dan dikelola dengan layak dalam konteks
perubahan yang dinamis.” Dari
definisi di atas dapat di jelaskan lebih lanjut bahwa kompetensi menjadi hal
yang mutlak karena hal ini berkitan dengan pemanfaatan pengetahuan, keahlian
dan perilaku dalam bekerja, sehingga dirasa perlu adanya standar kompetensi.
Standar kompetensi ini dimaksudkan untuk menghubungkan antara:
1. Tugas-tugas
yang akan dikerjakan.
2. Konteks
tempat pekerjaan yang akan dilakukan
3. Criteria
kinerja yang spesifik.
4. Sifat-sifat
khusus yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan dengan baik.
Dengan
adanya standar kompetensi, diharapkan bahwa dapat memenuhi hasil hdasil yang
diharapkan dari unit-unit kompetensi tertentu. Standar kompetensi audit
internal berlaku sebagai acuan atau tolok ukur yang dihasilkan secara
independen dengan sudut pandang global sehingga dapat digunakan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan untuk keperluan masing-masing.
Standar
kompetensi audit internal dapat digunakan sebagai:
1. Rujukan
praktik-praktik terbaikyang dijalankan di lapangan.
2. Sumber
pengembangan di dalam organisasi.
3. Kerangka
kerja untuk menilai hubungan antara pratik, pendidikan ,dan pelatihan.
4. Sarana
untuk memfasilitasi komunikasi secara global di antara pihak-pihak yang
berkepentingan tentang audit internal.
Standar
CIFA dalam pengunaannya didapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dalam
artian bahwa standar tersebut bergungsi sebagai acuan yang independen sekaligus
sebagai sumber yang bias beradaptasi dengan berbagai kegunaan.
Standards
for the Progessional Practice of
Internal Auditing yang Pertama Kali DisusunJuni 1978 dirumuskan lima standar
uum kerangka dasar audit internal dalam komferensi internasional di San
Fransisco yakni:
1. Independensi
2. Keahlian
professional,
3. Lingkup
pekerjaan,
4. Pelaksanaan
pekerjaan audit, dan
5. Pengelolaan
departemen audit internal.
Kelima
standar umum ini memilki 25 standar khusus dan setiap standar khusus terdapat
pedoman untuk mengikuti standar tersebut. Tujuan dibuatnya standar ini antara
lain:
1. Menjelaskan prinsip-prinsip dasar yang
mencerminkan praktik audit internal yang seharusnya dilakukan.
2. Memberikan
kerangka kerja untuk melaksanakan dan meningkatkan lingkup aktvitas audit
internal yang bernilai tambah.
3. Menetapkan
dasar pengukuran kinerja audit internal.
4. Membantu
perkembangan proses organisasional dan operasi.
Standar
praktik professional audit internal terdiri atas Standar Atribut, Standar
Kerja, dan Standar Implementasi. Standar atribut memaparkan karakteristik
organisasi dan individu yang melakukan aktvitas internal. Standar kerja
menjelaskan sifat aktvitas audit internal dan criteria kualitas untuk menilai
jasa yang telah dilaksanakan. Standar implementasi merupakan penerapan standar
atribut dan standar kerja untuk penugasan khusus (misalnya audit ketaatan,
investigasi kecurangan, atau proyek penilaian sendiri atas control)
Perbedaan-perbedaan Dalam penetapan
Standar
Setiap
perusahaan memiliki karakteristik tersendiri barkaitan dengan operasi maupun
berkaitan dengan audit internal. Perbedaan ini memaksa diperlukannya sebuah
standar yang mengatur secara umum ruang lingkup audit internal. Jika dalam
perjalanan waktu ditemukan adanya ketidak sesuaian atau penapsiran yang berbeda
dalam penerapan standar audit, maka seorang auditor dapat menyampaikan ke dewan
standar audit internal guna di telaah lebih jauh guna perbaikan pada standar di
masa yang akan datang.
Program Sertifikasi
Sertifikat CIA merupakan sertifikat
yang diterima dan diakui secara global. Untuk memperoleh gelar ini, seorang
auditor harus melalui syarat-syarat berikut ini:
1. Pendidikan
Calon
pendaftar CIA harus memiliki pendidikan
yang layak dan di akui oleh IIA dan berasal dari universitas yang di akui oleh
IIA. Sebagai bukti bahwa anda telah menyelesaikan pendidikan maka perlu
menunjukkan bukti berupa:
- Salinan gelar atau transkrip resmi
- Sebuah surat dari universitas Anda mengkonfirmasikan gelar Anda
- Sebuah surat dari layanan evaluasi yang menegaskan tingkat gelar Anda
Sampai
saat ini, IIA tidak menerima segala bentuk pengalaman kerja di tempat
pendidikan. Ini karena telah berubah, dan kandidat yang sekarang berhak untuk
mengambil ujian CIA jika memenuhi salah satu kondisi berikut:
- Memiliki attaine 2 tahun pendidikan pasca-sekolah menengah ditambah 5 tahun pengalaman kerja diverifikasi audit internal atau setara, atau
- Dapat menunjukkan 7 tahun pengalaman kerja diverifikasi audit internal atau setara
2. Pengalaman Kerja
Bagi
anda yang belum memiliki pengalaman kerja (fresh graduated) akan di tuntut
untuk menyelesaikan pengalaman kerja diverifikasi sebagai auditor internal atau
setara (pengalaman kerja yang dapat diklasifikasikan sebagai "setara"
termasuk kepatuhan, audit eksternal, pengendalian internal, dan jaminan
kualitas) selama 24 bulan.Jika anda telah menyelesaikan gelar master, maka
pengalaman kerja minimal 12 bulan.
3. Referensi karakter
Seorang
auditor dituntut untuk tidak hanya profesionalisme tetapi juga menampilkan
tingkat integritas dan moralitas sehingga sehingga diperlukan sebuah referensi
yang telah ditandatangani oleh CIA, CGAP, CCSA, CFSA, CRMA, atau supervisor
ditempat kerja anda.
4. Daftar untuk Ujian
Jika
terlah memenuhi syarat di atas, maka tahap berikutnya adalah menaftarkan diri
untuk mengikuti ujian. Sekiranya ada
empat bagian ujian yang harus diselesaikan dalam 4 tahun. Jika melewati batas
waktu tersebut maka semua biaya ujian tersebut akan hangus.
ü Bagian I: proses audit internal.
Teori dan praktek audit internal. Topic-topik utama mencakup audit,
profesionalisme dan kecurangan
ü Bagian II: keahlian dibidang audit
internal. Penyelesaian masalah dan pengevaluasian bahan bukti audit,
pengumpulan data, dokumentasi, dan pelaporan: dan pengambilan sampel dan
perhitungan matematika
ü Bagian III: control manajemen dan
teknologi informasi. Dasar-dasar ilmu bisnis yang diperlukan untuk audit
internal. Pengujian mencakup control manajemen, manajemen operasi dan TI.
ü Bagian IV: lingkungan audit.
Akuntansi keuangan, keuangan, akuntani manajemen, dan lingkungan regulasi.
5. Siapkan untuk Ujian
Persiapan
yang matang diperlukan untuk mengikuti ujian ini, sebab biaya yang dikeluarkan
cukup mahal dan jangan sampai kesempatan ini lewat dengan sia-sia.
6. Ambil Ujian
Sekiranya
terdapat empat tahapan atau bagian dalam ujian sertifikat CIA dan semuanya
menggunakan computer sehingga memungkinkan calon untuk menguji di lebih dari
500 lokasi yang berbeda.
7. Dapatkan Sertifikat Anda
Setelah
anda dinyatakan telah memenuhi syarat dan lulus makan anda dapat langsung
memesan sertifika CIA anda. Untuk memperolehnya, silahkan login ke CCMS dan
lengkapi formulir pemesanan dan sertifikat tersebut akan dikirim langsung. Jika
membutuhkan cetak ulang, akan dikenakan biaya $50.
Sertifikat
Khusus
Selain
sertifikat CIA, terdapat 4 sertifikat khusus yang dikeluarkan oleh IIA antara
lain?
Certified Control Self
Assessment (CCSA)
CCSA diterbitkan pula oleh IIA. CCSA merupakan
pemahaman terhadap dasar-dasar penilaian pengendalian secara pribadi terkait
seperti risiko, kontrol, dan tujuan bisnis.
Certified Government Audit Professional (CGAP)
CGAP diterbitkan pula oleh IIA. CGAP dirancang khusus
untuk auditor yang bekerja di sektor publik pemerintah.
Certified Information System Auditor (CISA)
CISA diterbitkan oleh Information System and Control
Association (ISACA)
yang berdiri pada tahun 1967. Di Indonesia, persiapan ujian CISA dapat
dilakukan di Pusilkom UI atau in-house training dari
pihak ISACA Indonesia dan ujian dapat dilakukan di 2 kota, yaitu Jakarta dan Surabaya.
Selain CISA, terdapat sertifikasi lain yang diterbitkan oleh ISACA, yaitu: Certified Information Security Manager
(CISM), Certified in the Governance of
Enterprise IT (CGEIT),
dan Certified in Risk and Information Systems Control
(CRISC).
5. Certified Fraud
Examiners (CFE)
CFE diterbitkan oleh Association of Certified Fraud Examiners (ACFE). Di Indonesia sendiri sudah ada ACFE Indonesia
yang berdiri sejak 2002, tetapi ujian CFE sendiri tetap dilakukan oleh ACFE
Head Quarter secara online.
Aktivitas Audit
Secara
umum terdapat praktik audit yang dapat dikategorikan menjadi tiga bagian yakni:
1. Keuangan.
Analaisis aktivitas ekonomi sebuah entitas yang diukur dan dilaporkan
menggunakan metode akuntansi
2. Ketaatan.
Penelaahan atas control keuangan dan operasi serta transaksi untuk melihat
kesesuaianya dengan aturan, standar, regulasi, dan prosedur yang berlaku.
3. Operasional.
Telaah komprehensif atas fungsi yang bervariasi dalam perusahaan untuk menilai
efisiensi dan ekonomo operasi dan efektivitas fungsi-fungsi tersebut dalam
mencapai tujuan.
Pendekatan-pendekatan yang
dilakukan
Untuk
mencapai tujuan masing-masing, maka seorang auditor dapat melalukan beberapa pendekatan:
1. Audit
komprehensif pertama kali digunakan oleh general accounting office (GAO) AS
untuk mengambarkan audit atas semua aktivitas yang terdapat pada entitas
pemerintah. Audit komprehensif merupakan perluasan yang dilakukan GAO atas
audit terhadap aktivitas operasional.
2. Audit
Berorentasi Manajemen: audit berorientasi manajemen memfokuskan diri pada
membantu organisasi mencapai tujuan, hasil signigikan adalah membantu manajer
mengelola perusahaan dengan lebih baik dan untuk membantu manajer, bukan auditor,
kelihatan baik.
3. Audit
partisipatif: proses melibatkan klien batuna klien dalam mengumpulkandata,
mengevaluasi operasi dan mengoreksi masalah.
4. Audit
program: penelaahan atas seluruh program, baik perusahaan public maupun privat
untuk menentukan apakah manfaatnya yang diinginkan telah tercapai.
Audit untuk memberikan keyakinan
dan kunsultatif
Pendekatan-peberian
keyakinan-berhubungan dengan jasa yang diberikan auditor internal dengan
memberikan informasi sehubungan dengan kondisi organisasi klien menggunakan
audit keuangan, ketaatan, operasional, perekonomian dan efisiensi
Pendekatan-Audit
control dan audit manajemen- jasa ini memberikan penilaian atas keandalan dan
atau relevansi data dan operasi pada bidang bidang tertentu.
Bidang keahlian audit
Terdapat
beberapa bidang keahlian yang ada misalnya pendekatan seperti CSA, audit
forensic, dan audit lingkungan. Keahlian audit tersebut erat kaitannya dengan
bidang seperti kesehatan, fasilitas umum, system informasi, pemerintahan,
universitas.
Pemberian Jasa Audit Internal dari
Luar Perusahaan
Semua
bentuk audit bisa saja dilakukan oleh penyedia jasa dari luar perusahaan. Juga
banyak organisasi luar yang menyediakan kemitraan sumber daya, kemitraan strategis, dan
peminjaman staf. Pegawai kontrak yang melakukan berbagai jenis audit tersebut
tidaklah terbatas pada auditor internal saja. Ruang lingkup dan sifat pekerjaan
mereka umumnya dijelaskan dalam kontrak kerja
Akibat
dari beberapa factor, termasuk perampingan organisasi dan pemasaran yang
agresif oleh kantor akuntan public, maka audit internal yang dilakukan pihak di
luar perusahaan menjadi semakin penting. Dalam beberapa hal fungsi audit
internal yang utama melengkapi jasanya dengan kehadiran auditor kontrak yang
memiliki keahlian khusus untuk penugasan jangka pendek.
Sebuah Fungsi yang Utama
Konsep
fungsi yang utama, elemen-elemen organisasi yang terintegrasi, penting dan tak
tergantikan sudah sering kali dibahas dalam konteks audit internal. Organisasi
yang berhasil jelas harus memadukan berbagai unsur utama di dalam perusahaan,
tetapi membedakan fungsi yang utama dan tidak utama terkadang masih menjadi
perdebatan.
Pada
organisasi seperti ini, fungsi audit internal sudah bergitu terorganisir dengan
fungsi lain di perusahaan sehingga bila fungsi audit internal dijalankan oleh
pihak luar perusahaan maka akan memangkas salah satu dimensi yang bernilai bagi
perusahaan secara keseluruhan.
Cara Auditor Internal Melayani
Kebutuhan Manajemen
Audit
Internal terlibat dalam memenuhi kebutuhan manajemen, dan staf audit yang
paling efektif meletakkan tujuan manajemen dan organisasi di atas rencana dan
aktivitas mereka. Tujuan-tujuan audit disesuaikan dengan tujuan manajemen,
sehingga auditor internal itu sendiri berada dalam posisi untuk menghasilkan
nilai tertinggi pada hal-hal yang dianggap manajemen paling penting bagi
kesuksesan perusahaan.
Kontribusi
auditor internal menjadi semaki penting seiring dengan makin berkembang dan
makin kompleksnya sistem usaha dan pemerintahan. Tidak mungkin bagi eksekutif
mengawasi semua kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Tetap saja ada hal-hal
yang luput dari perhatiannya.
Jadi
lingkup keahlian mereka dapat mencakup masalah-masalah yang dihadapi manajemen.
Pada situasi seperti ini departemen audit internal mampu membantu manajemen
dalam :
o
Mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak
dapat diawasi sendiri oleh manajemen puncak. Setiap tahun kepala eksekutif
audit (CAE) menyiapkan rencana jadwal audit khusus untuk aktivitas yang
diawasi. Rencana ini dipresentasikan d depan manajemen eksekutif dan dewan, dan
diubah sesuai pergeseran strategi organisasi dan kebutuhan serta harapan
pegawai senior
o
Mengidentifikasi dan meminimalkan
risiko. Dunia usaha pernah mengandalkan asuransi untuk mengatasi risiko yang
dihadapi, tetapi banyak organisasi terbesar di dunia saat ini membentuk fungsi
manajemen risiko yang proaktif. Auditor internal memperluas persepsi mereka
tentang manajemen risiko dan meningkatkan upaya mereka untuk meyakinkan
manajemen bahwa semua jenis risiko organisasi telah dievaluasi dan diperhatikan
dengan layak
o
Memvalidasi laporan ke manajemen senior.
Manajer senior biasanya membuat keputusan berdasarkan laporan yang mereka
terima, buka berdasarkan pengetahuan mereka sendiri. Laporan yang akurat dan
tepat waktu lebih mungkin menghasilkan keputusan yang bermakna,
o
Membantu manajemen pada bidang-bidang
teknis. Teknologi memiliki dampak yang sangat besar terhadap apa dan bagaimana
audit dilakukan. Auditor internal modern harus mengetahui bagaimana data
berawal, bagaimana proses pengelolahannya, dan di mana letak risiko
keamanannya.
o
Membantu proses pengambilan keputusan.
Manajerlah, bukan auditor internal yang membuat keputusan operasional. Namun
auditor internal dapat menyediakan atau memvalidasi data sebagai dasar
pengambilan keputusan. Juga, mereka dapat mengevaluasi dampak dari keputusan
yang diambil dan risiko yang diantisipasi.
o
Menganalisis masa depan-bukan hanya
untuk masa lalu. Dengan menggunakan pendekatan ini mereka telah menilai
kebijakan atau program yang masih dalam tahap perancangan, implementasi
kebijakan atau program, dan hasil actual yang diperoleh kebijakan atau program.
Juga, auditor internal saat ini menilai control atas system informasi yang
diusulan sebelum implementasinya, sehingga membantu menghindari terjadinya
biaya untuk memperbaiki kerusakan. Banyak auditor internal modern mengakui
bahwa audit untuk masa kini dan masa depan lebih bernilai dibandingkan audit
untuk masa lalu.
o
Membantu manajer untuk mengelola
perusahaan. Manajer menghadapi masalah pada aktivitas yang tidak bisa
dikendalikannya. Auditor internal umumnya menemukan masalah tersebut dan
menyarankan perbaikan. Namun, perbaikan-perbaikan tersebut bisa merupakan
perbaikan jangka pendek atau bisa merupakan perbaikan ke akar masalah sehingga
meningkatkan kinerja manajemen
Dilema
yang Dihadapi Auditor Internal
Dalam beberapa
hal, pilihan antara benar dan salah bisa jadi sangat sulit bagi auditor
internal dibandingkan profesi-profesi lainnya. Lain halnya yang dihadapi
auditor internal yang professional. Klien mereka adalah manajemen senior, dewan
komisaris, atau badan-badan sejenis. Jika auditor internal diminta untuk
melanggar kode etik mereka atau standar praktik professional, pilihan yang
tersedia bisa tidak menyenangkan. Menolak permintaan klien bisa menyebabkan
auditor internal kehilangan pekerjaan mereka, apalagi bila mereka tidak
memiliki independensi.
Auditor internal
yang professional harus memiliki independensi untuk memenuhi kewajiban
profesionalnya; memberikan opini yang objektif, tidak bias, dan tidak dibatasi;
dan melaporkan apa adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau
lembaga.
Independensi
dalam Program Audit
1.
Bebas dari intervensi manajerial atas
program audit
2.
Bebas dari segala intervensi atas
prosedur audit
3. Bebas dari segala persyaratan untuk
penugasan audit selain yang memang disyaratkan untuk sebuah proses audit
Independensi dalam Verifikasi
1. Bebas
dalam mengakses semua catatan, memeriksa aktiva, dan karyawan yang relevan
dengan audit yang dilakukan
2. Mendapatkan
kerja sama yang aktif dari karyawan manajemen selama verifikasi audit
3. Bebas
dari segala usaha manajerial yang berusaha membatasi aktivitas yang diperiksa
atau membatasi pemerolehan bahan bukti
4. Bebas
dari kepentingan pribadi yang menghambat verifikasi audit
Independensi dalam Pelaporan
1. Bebas
dari perasaan wajib memodifikasi dampak atau signifikan dari fakta-fakta yang
dilaporkan
2. Bebas
dari tekanan untuk tidak melaporkan hal-hal yang signifikan dalam laporan audit
3. Menghindari
penggunaan kata-kata yang menyesatkan baik secara sengaja maupun tidak sengaja
dalam melaporkan fakta, opini, dan rekomendasi dalam interpretasi auditor
4. Bebas
dari segala usaha untuk meniadakan pertimbangan auditor mengenai fakta atau
opini dalam laporan audit internal.
Auditor
Internal sebagai Seorang Konsultan
Standar
Atribut
- Jasa konsultasi dilakukan jika auditor tidak memiliki tanggung jawab sebelumnya
Adanya penurunan objektivitas dan
indepeendensi harus dikomunikasikan dengan klien sebelum penugasan
·
Menolak penugasan bila tidak memiliki
cukup keahlian, pengetahuan, atau kompetensi
·
Melaksanakan penugasan dengan kemahiran
professional secara cermat dan saksama (due professional care)
Standar Kerja
·
Merencanakan penugasan konsultasi
·
Meninjau risiko sesuai dengan tujuan
penugasan, selama penugasan konsultasi
·
Menerapkan pengetahuan risiko yang
didapat dari konsultasi ke dalam fungsi pemberian keyakinan yang biasa
dilakukan
·
Menilai control sesuai dengan tujuan
penugasan selama penugasan konsultasi
·
Tujuan penugasan harus sesuai dengan
nilai dan tujuan organisasi
·
Mencapai kesepakatan dengan klien
mengenai tujuan, ruang lingkup, tanggung jawab, dan ekspektasi dari penugasan
·
Mempertimbangkan risiko, control, dan
proses pengelolaan sepanjang disetujui oleh klien
·
Mempertahankan lingkup penugasan yang
akan dibahas dengan klien
·
Program kerja bisa bervariasi dalam
bentuk dan isi
·
Penetapan kebijakan mencakup penyimpanan
catatan dan juga pemberian catatan atau dokumen ke pihak luar dan dalam
perusahaan
·
Komunikasi perkembangan dan hasil bisa
bervariasi sesuai kebutuhan klien
·
Tanggung jawab komunikasi hasil akhir ke
klien
·
Manajemen risiko, control dan
pengelolaan , jika signifikan, harus
dikomunikasikan ke manajemen senior dan dewan komisaris
·
Mengawasi penyebaran hasil audit sesuai
persetujuan klien
Prinsip-prinsip Pedoman Konsultasi
Practice
Advisory 1000.C1-1, “Prinsip-prinsip menjadi pedoman pelaksanaan jasa
konsultasi oleh Audiotr Internal,” sedikit berbeda dari kebanyakan saran
lainnya karena lebih bersifat definitive, bukan mengarahkan. Saran tersebut
menjelaskan aktivitas yang diberikan selain jasa pemberian keyakinan dan audit
konsultasi seperti investigasi dan penalahaan terkait dengan merger dan
akuisisi.
Saran
tersebut ditutup dengan pernyataan bahwa walaupun jasa konsultasi merupakan
jasa terpisah dari pemberian keyakinan, tetapi auditor harus tetap auditor
harus tetap berpedoman pada Standard an Kode Etik IIA
ü Dasar
bagi audit internal untuk melaksanakan
konsultasi melalui pengalaman dalam pekerjaan pemberian keyakinan dan
investigasi
ü Komunikasi
informasi yang fundamental pada konsultasi pada manajemen senior dan komite
audit
ü Kodifikasi
prinsip-prinsip dan aturan yang dipahami oleh semua anggota organisasi
ü Penggunaan
jasa audit internal untuk tugas konsultasi formal menggunakan pendekatan
disiplin ilmu yang sistematis
ü Penyelesaian
konflik dan masalah yang berkembang harus dilakukan sesuai dengan Kode etik dan
Standar
Referensi
Sawyer’s
(2005). Audit Internal Sawyer”s. Jakarta : Penerbit Salemba Empat
Boynton,
Johnson, dan Kell (2002). Modern Auditing. Jakarta : Penerbit Erlangga
Arens,
Elder, dan Beasly (2011). Auditing & Assurance Services 14 Edition.
Prentice Hall
http://www.apb-group.com/sertifikasi-profesional-auditor-internal/
Komentar
Posting Komentar