GAMBARAN UMUM AUDITOR INTERNAL

Evolusi Audit Internal

               Pada awalnya audit internal berfungsi sebagai “adik” dari profesi auditor eksternal dengan pusat perhatian pada penilaian atas keakuratan angka-angka keuangan. Namun saat ini audit internal telah memisahkan diri menjadi disiplin ilmu yang berbeda dengan pusat perhatian yang lebih luas.
Audit internal modern menyediakan jasa-jasa yang mencakup pemeriksaan dan penilaian atas control, kinerja, risiko, dan tata kelola perusahaan public maupun privat. Karena pergeseran pandangan atas fungsi audit internal ini baru terjadi akhir-akhir ini saja, maka audit internal yang memiliki aspek kerja yang lebih luasini sering disibeut sebagai audit internal modern.

Audit Internal di Abad-Abad Permulaan
         Setidaknya ilmu dan profesi audit internal telah dimulai pada 3.500 SM. Catatan sejarah ini mengenai peradaban Mesopotamia menunjukkan adanya tanda kecil yang dibuat disamping angka transaksi keuangan ( Tanda titik,silang, dan centang). Tanda yang ada pada saat itu merupakan potret dari system verifikasi yang telah dijalankan.
Sejarah mencatat bahwa masyarakat mesir,cina, Persia, danYahudi pada abad-abad permulaan menerapkan system yang sama.  Ong mesir mensyaratkan adanya saksi transaksi penyerahan padi ke lumbung desa dan mensyaratkan adanya dokumen yang sah untuk transaksi tersebut. Orang yunani mementingkan control atas transaksi –transaksi keuangan dan kerajaan Romawi kuno menerapkan system dengar laporan

Audit Internal di Abad- Abad Pertengahan
       Ketika kerajaan romawi jatuh sistemt moneter dan control internal pun hancur. Baru pada akhir abad pertengahan para penguasa meminta bukti penerimaan yang menjadi hak mereka. Para raja dan hakim menerapkan audit awal, yang kemudian diikuti oleh abdi Negara yang ditunjukkan selanjutnya
Perdagangan italia yang ekspansif pada abad ke 13 membutuhkan pencatatan yang lebih rumit sehingga lahirlah system pembukuan berpasangan ( double-entry) yakni setiapt transaksi dicatat baik pada sisi debit dan kredit.

Audit Internal di Masa Revolusi
Audit sebagaimana yang dikenal sekarang dimulai ketika terjaadi revolusi industry di inggris. Perusahaan –perusahaan mempekerjakan akuntan untuk memeriksa catatan keuangannya. Lebih dari sekedar “mendengarkan”, verifikasi audit kemudian berkembang menjadi verifikasi catatan tertulis dan perbandingan angka-angka yang tertera pada jurnal dengan bahan bukti dokumennya
Audit Internal di Tahun-Tahun Belakangan Ini
Audit, bersamaaan dengan investasi yang dilakukan orang-irang inggris, melintasi lautan menuju amerika serikat pada bada ke -19. Orang-orang kaya raya dari ingris menginvestasikan dana yang cukup besar di perusahaan –perusahaan amerika serikat, dan menginginkan adanya verifikasi independen atasa investasi mereka. Auditor-Auditor Inggris membawa metode dan prosedur audit yang kemudian diadaptasi Kolonila Inggris demi kepentingan mereka sendiri.

Audit Di Amerika Serikat
Setelah pereang Dunia I, perekonomian AS mengalami peningkatan. Banyak perusahaan mempublikasikan lapoan keuangan yangdi audit meskipun tidak disyaratkan. Namun Pada Umumnya audit lebih ditujukan kepada kepentinga para banker yang mencurigai pelaporan di neraca yangkeliatannya terlalu optimis sehingga memerlukan verifikasi yang independen dan dapat dipercaya.
Perkembangan audit internal selanjtnya bias dikatakan bersumber dari meningkatnya kompleksifitas operasi  perusahaan dan pemerintahan.

Pencapaian Identitas Diri Auditor Internal
Istilah auditor internal dan audit internal menimbulkan perbedatan konotasi pada sebagian pendiri IIA. Mereka mencari istilah atau frase yang bias lebih baik  menjelaskan peranan auditor internal, namun tak satupun istilah yang muncul.
Para pendiri IIA berharap bahwa tindakan nyata akan lebih bermanfaat bagi profesi auditor internal dalam mencapai jati dirinya ketimbang mencari istilah yang mendeskripsikan profesi tersebut.


Auditor Eksternal dan Auditor Internal
Aktivitas audit internal dan eksternal bisa jadi tumpang tindih dalam hal-hal seperti penelaahan kecukupan control pada fungsi akuntansi, namun perbedaan antara kedua bidang ini jauh lebih banyak daripada kesamaannya akibat adanya tujuan yang berbeda. Pengalaman dibidang akuntansi dapat membantu dalam penyusunan program audit, mengevaluasi system, menaganalisis transaksi , mengidentifikasi kerusakan produk, dan memeprsiapkan kertas kerja, sehingga banyak auditor internal direkrut dari profesi akuntan publick.

Misi Auditor Eksternal dan Internal
Tanggungjawab utama auditor eksternal adalah memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan. Tujuan auditor eksternal adalah menentukan kewajaran penyajian posisi keuangan perusahaan dan hasil-hasil usaha untuk periode tersebut.
Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggungjawab mereka secara efektif. Audit internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan control serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan.
Perbedaan antara Auditor Eksternal dan Internal
Auditor eksternal tidak terlalu memperhatikan kecurangan atau pemborosan yang tidak memiliki dampak yang signifikan, atau tidak material, terhadap laporan keuangan. Disisi lain pihak auditor internal sangat memerhatikan pemborosan dan kecurangan, dari mana pun sumbernya dan sekecil apa pun jumlahnya.
Perbedaan utama antara auditor internal dan eksternal disarikan pada table berikut ini. Posisi dan focus perhatian dari auditor internal modern disbanding dengan auditor eksternal yang berorientasi pada aspek keuangan.


Menuju sebuah Defenisi Audit Internal

Auditor Internal di seluruh dunia  melakukan pekerjaan mereka secara berbeda, tergantung pada lingkup audit yang diinginkan manajemen senior. Akibatnya sulit mendefenisikan berbagai aktivitas yang dilakukan auditor.
IIA Memperkenalkan standards for the Proffesionall Practice of Internal Auditing- SPPIA yang berisi defenisi berikut ini:
“audit internal adalah fungsi penilaian independ yang dibentuk dalam perusahaan untuk memeriksa dan mengevaluasi aktivitas-aktivitasnya sebagai jasa yang diberikan kepada perusahaan.”
Pada musim semi tahun 1999 GTF menyerahkan defenisi berikut ini untuk tanggapi oleh para anggota IIA :
Audit internal adalah sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan objektif yang dikelola secara independen di dalam organisasidan diarahkan organisasi dan diarahkan oleh filosofi penambahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan. Audit tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan risiko, kecukupan control, dan pengelolaan organisasi.
Audit internal merupakan profesi yang dinamis dan terus berkembang yang mengantisipasi perubahan dalam lingkungan operasinya dan beradaptasi terhadap perubahan dalam struktur organisasi, proses, dan teknologi. Profesionalisme dan komitmen yang tinggi difasilitasi dengan bekerja dalam kerangka praktik profesionalyang dikembangkan oleh institute Of Internal Auditor.
Pada bulan Juli 1999 Dewan Direksi IIA menagdopsi defenisi berikut:
Audit Internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif dan konsultasi yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Audit tersebut membantu organisasi mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan risiko, kecukupan control, dan pengelolaan organisasi.

       Untuk tujuan penggunaan di buku ini, defenisi beriut ini telah diciptakan untuk menggambarka lingkup audit internal modern yang luas dan tak terbatas.
“audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan control yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dn dapat diandalkan; (2)  risiko yang diahdapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti;(4) kriteria operasi  yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif- semua dilakukan denga tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggungjawab secara efektif.
Definisi Audit Internal Berdasarkan Tujuan dan Ruang Lingkupnya (Boynton, Johson, & Kell)
Bagian-bagian penting dalam definisi Auditing Internal sebagai berikut :
  1. Internal menunjukkan bahwa aktivitas auditing dilaksanakan dalam organisasi 
  2. Independen dan objektif menjelaskan bahwa pertimbangan auditor akan bernilai bila bebas dari bias atau penyimpangan
  3. Pendekatan yang sistematis dan berdisiplin menyiratkan bahwa auditor internal mengikuti standar professional yang mengatur pekerjaan audit internal
  Membantu organisasi mencapai tujuaannya menunjukkan bahwa auditing internal dilakukan untuk membantu dan memberi manfaat bagi keseluruhan organisasi dan diarahkan oleh sasaran serta tujuan organisasi tersebut.
Profesi Audit Internal
Katalog kriteria berikut ini sering digunakan untuk menilai kualitas professional suatu jabatan :
  1.  Pelayanan kepada public. Auditor internal memberikan jasa untuk meningkatkan penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif.
  2. Pelatihan Khusus berjangka panjang.  Dalam beberapa kasus dan beberapa Negara di dunia, depratemen audit internal menerima oranng yang memiliki pendidikan atau pelatihan yang bervariasi.
  3. Menaati kode etik. Anggots IIA harus menaatikode etik IIA.
  4. Menjadi anggota asosiasi dan mengahdiri pertemuan-pertemuan. IIA memang sebuah asosiasi professional.
  5. Publikasi jurnal yang bertujuan untuk meningkatkan keahlian praktik. IIA mempublikasikan jurnal teknis, yang bernama internal auditor serta jurnal teknis jurnal penelitian, monografi, penyajian secara audiofisual, dan bahan-bahan intruksional lainnya.
  6. Menguji Pengetahuan para kandidat Auditor bersertifikat. 
  7. Lisensi oleh Negara atau sertifikasi oleh dewan.


Pernyataan Tanggung jawab Audit Internal
Pernyataan tanggungjawab Audit Internal yang asli diterbitkan oleh IIA pada tahun 1947, pernyataan tersebut (sekarang telah dihapuskan) direvisi tahun1990, dengan memasukkan konsep-konsep  yang telah dibangun sebelumnya, termasuk perubahan yang diperlukan untuk profesi pada saat itu. Beberapa perubahan yang besar yang telah dilakukan adalah:
·         Kata-kata “pernyataan tentang” ditambahkan ke judul pada pertanyaan 1957
·         Pernyataan tahun 1947 berisikan pendahuluan yang menunjukkan persetujuan dari dewan direksi IIA dan mengarah pada perubahan profesi yang konstan;tetapi kemudian Pendahuluan dihapuskan pada pernyataan 1971
·         Kata-kata “sebagai jasa manajemen” pertama kali ditambahkan pada pernyataan 1957, tetapi standar kemudai memperluas konsep jasa auditor internal untuk mencakup lembaga-lembaga pembuat kebijakan seperti dewan direksi. Kata manajemen juga kemudian diganti menjadi “organisasi” pada pernyataan 1981
·         Pada pernyataan 1971, frase” akuntansi,keuangan dan operasional lainnya” digantikan dengan satu kata “operasional” untuk menggambarkan sifat komprehensif dari audit internal yang modern.
·         Pernyataan 1957 berisi kata-kata “ menyediakan analisis objektif,penilaian,rekomendasi, dan tanggapan yang berkaitan kepada pihak manajemen.” Pernyataan 1981menambahkan kata “nasihat” untuk menyesuaikan dengan standar dan menunjukkan bahwa auditor internal lebih berperan sebagai penasihat, bukan pengkritik.
·         Pernyataan 1947 berisi kata-kata “menelaah dan menilai kinerja berdasarkan kebijakan,rencana,dan prosedur.” Pernyataan 1957 memperluas konsep ini dengan “ kualitas kinerja dalam melakukan tanggungjawab yang diemban.”
·         Berdasarkan pernyataaan 1971 “ tanggungjawab audit internal harus ditetapkan secara jelas dalam kebijakan manajemen.” Pernyataan 1981 mengikuti standar, menyarankan bahwa kebijakan mengenai audit internal tidak hanya harus disetujui oleh manajemen tetapi juga diterima oleh dewan.
·         Rujukan pertama ke kode etik muncul di pernyataan 1971. Pernyataan 1981 juga menambahkan rujukan standar.

Kode Etik
Kode etik professional disusun sebagai hasil dari hubungan yang khusus antara anggota profesi dank lien mereka. Komite Etik Internasional (Internasional Ethics Committee-IEC) mengeluarkan seperangkat rencana pernyataan baru tentang etika pada 1 oktober 1999. Versi akhir disetujui oleh dewan direksi pada tanggal 17 Juni 2000. Terdapat dua perubahan besar pada kode etik yang baru.
1.      Kode etik tersebut berlaku bagi semua auditor internal. Tidak hanya anggota IIA dan CIA
2.      Kode etik tersebut dibagi dalam, tiga bagian utama: Pendahuluan,Prinsio-prinsip Dasar,Aturan Etika
Pada dua bagian terakhir, Kode etik dibagi dalam lima bagian
1.      Integritas
2.      Objektivitas
3.      Kerahasiaan
4.      Profesionalisme
5.      Kompetensi
Common Body of Knowledge
Commonn Body of Knowledge (CBOK) IIA diadopsi tahun 1972 dan direvisi serta diterbitkan kembali tahun 1992. Revisi tersebut mencakup 334 jenis kompetensi yang dialokasikan ke 20 disiplin ilmu berbeda.
Temuan- Temuan CFIA
Misi dari tim penelitian tim CFIA, yang dipimpin oleh direktur proyek William Birkett, adalah untuk mencari esensi profesi audit internal secara umum dan untuk memperbaharui informasi tentang kompetensi yang dibutuhkan oleh auditor internal disluruh dunia.
Studi CFIA menekankan bahwa perubahan yang terjadi secara luas pada lingkungan bisnis harus disandingkan dengan perubahan dalam audit internal, khususnya dalam masalah ekspektasi yang dimiliki organisasi terhadap profesi ini, cara para praktisi melakukan pekerjaannya , dan interaksi anatara audit internal dan para penyedia jasa lainnya. Hasil studi menyarankan pelaksanaan tugas audit internal secara penuh yang mencakup:
1.      Menjaga hubungan dengan komunikasi yang baik dalam organisasi
2.      Menentukan risiko-risiko yang diahadapi saat ini dan di masa yang akan datang
3.      Berbagi keahlian, pengetahuan dan ide-ide
4.      Mengembangkan pemahaman di organisasi menyangkut risiko dan control
5.      Memfasilitasi pengadopsian dan penerapan control self assessment
Empat pernyataan para tim peneliti  diintegrasikan dalam lima modul studi :
1.      Audit internal : Perspektif Global
2.      Kompetensi : Praktik terbaik dan Praktisi yang Kompeten
3.      Pengetahuan mengenai Audit Internal ; Perspektig Global
4.      Misi Depan Audit Internal : Studi Delphi
5.      Menentukan Kompetensi dalam Audit Internal ; Struktur dan Metodologi
Berikut ini merupakan cakupan pelaksanaan tugas audit internal secara penuh perdasarkan hasil studi CFIA:
1.      Menjaga hubungan dan komunikasi yang baik di dalam orgaisasi.
2.      Menentukan risiko-risiko yang dihadapi saat ini dan di masa yang akan dating.
3.      Berbagia keahlian, pengetahuna dan ide-ide.
4.      Mengembangkan pemahaman di organisasi menyangkut risiko dan control.
5.      Memfasilitasi pengadopsian dan penerapan control self-assessment.
Tahun 1996, IIA memulai program penyusunan kerangka kerja global yang dimulai denga perumusan definisi audit internah “audit internal adalah suatu proses yang dengan organisasi memperoleh keyakinan bahwa risiko yang dihadapi telah dipahami dan dikelola dengan layak dalam konteks perubahan yang dinamis.”  Dari definisi di atas dapat di jelaskan lebih lanjut bahwa kompetensi menjadi hal yang mutlak karena hal ini berkitan dengan pemanfaatan pengetahuan, keahlian dan perilaku dalam bekerja, sehingga dirasa perlu adanya standar kompetensi. Standar kompetensi ini dimaksudkan untuk menghubungkan antara:
1.      Tugas-tugas yang akan dikerjakan.
2.      Konteks tempat pekerjaan yang akan dilakukan
3.      Criteria kinerja yang spesifik.
4.      Sifat-sifat khusus yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan dengan baik.
Dengan adanya standar kompetensi, diharapkan bahwa dapat memenuhi hasil hdasil yang diharapkan dari unit-unit kompetensi tertentu. Standar kompetensi audit internal berlaku sebagai acuan atau tolok ukur yang dihasilkan secara independen dengan sudut pandang global sehingga dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk keperluan masing-masing.
Standar kompetensi audit internal dapat digunakan sebagai:
1.      Rujukan praktik-praktik terbaikyang dijalankan di lapangan.
2.      Sumber pengembangan di dalam organisasi.
3.      Kerangka kerja untuk menilai hubungan antara pratik, pendidikan ,dan pelatihan.
4.      Sarana untuk memfasilitasi komunikasi secara global di antara pihak-pihak yang berkepentingan tentang audit internal.
Standar CIFA dalam pengunaannya didapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dalam artian bahwa standar tersebut bergungsi sebagai acuan yang independen sekaligus sebagai sumber yang bias beradaptasi dengan berbagai kegunaan.
Standards for the  Progessional Practice of Internal Auditing yang Pertama Kali DisusunJuni 1978 dirumuskan lima standar uum kerangka dasar audit internal dalam komferensi internasional di San Fransisco yakni:
1.      Independensi
2.      Keahlian professional,
3.      Lingkup pekerjaan,
4.      Pelaksanaan pekerjaan audit, dan
5.      Pengelolaan departemen audit internal.
Kelima standar umum ini memilki 25 standar khusus dan setiap standar khusus terdapat pedoman untuk mengikuti standar tersebut. Tujuan dibuatnya standar ini antara lain:
1.       Menjelaskan prinsip-prinsip dasar yang mencerminkan praktik audit internal yang seharusnya dilakukan.
2.      Memberikan kerangka kerja untuk melaksanakan dan meningkatkan lingkup aktvitas audit internal yang bernilai tambah.
3.      Menetapkan dasar pengukuran kinerja audit internal.
4.      Membantu perkembangan proses organisasional dan operasi.
Standar praktik professional audit internal terdiri atas Standar Atribut, Standar Kerja, dan Standar Implementasi. Standar atribut memaparkan karakteristik organisasi dan individu yang melakukan aktvitas internal. Standar kerja menjelaskan sifat aktvitas audit internal dan criteria kualitas untuk menilai jasa yang telah dilaksanakan. Standar implementasi merupakan penerapan standar atribut dan standar kerja untuk penugasan khusus (misalnya audit ketaatan, investigasi kecurangan, atau proyek penilaian sendiri atas control)
Perbedaan-perbedaan Dalam penetapan Standar
Setiap perusahaan memiliki karakteristik tersendiri barkaitan dengan operasi maupun berkaitan dengan audit internal. Perbedaan ini memaksa diperlukannya sebuah standar yang mengatur secara umum ruang lingkup audit internal. Jika dalam perjalanan waktu ditemukan adanya ketidak sesuaian atau penapsiran yang berbeda dalam penerapan standar audit, maka seorang auditor dapat menyampaikan ke dewan standar audit internal guna di telaah lebih jauh guna perbaikan pada standar di masa yang akan datang.
Program Sertifikasi
Sertifikat CIA merupakan sertifikat yang diterima dan diakui secara global. Untuk memperoleh gelar ini, seorang auditor harus melalui syarat-syarat berikut ini:
1. Pendidikan
Calon pendaftar CIA  harus memiliki pendidikan yang layak dan di akui oleh IIA dan berasal dari universitas yang di akui oleh IIA. Sebagai bukti bahwa anda telah menyelesaikan pendidikan maka perlu menunjukkan bukti berupa:
  • Salinan gelar atau transkrip resmi
  • Sebuah surat dari universitas Anda mengkonfirmasikan gelar Anda
  • Sebuah surat dari layanan evaluasi yang menegaskan tingkat gelar Anda
Sampai saat ini, IIA tidak menerima segala bentuk pengalaman kerja di tempat pendidikan. Ini karena telah berubah, dan kandidat yang sekarang berhak untuk mengambil ujian CIA jika memenuhi salah satu kondisi berikut:
  • Memiliki attaine 2 tahun pendidikan pasca-sekolah menengah ditambah 5 tahun pengalaman kerja diverifikasi audit internal atau setara, atau
  • Dapat menunjukkan 7 tahun pengalaman kerja diverifikasi audit internal atau setara
2. Pengalaman Kerja
Bagi anda yang belum memiliki pengalaman kerja (fresh graduated) akan di tuntut untuk menyelesaikan pengalaman kerja diverifikasi sebagai auditor internal atau setara (pengalaman kerja yang dapat diklasifikasikan sebagai "setara" termasuk kepatuhan, audit eksternal, pengendalian internal, dan jaminan kualitas) selama 24 bulan.Jika anda telah menyelesaikan gelar master, maka pengalaman kerja minimal 12 bulan.
3. Referensi karakter
Seorang auditor dituntut untuk tidak hanya profesionalisme tetapi juga menampilkan tingkat integritas dan moralitas sehingga sehingga diperlukan sebuah referensi yang telah ditandatangani oleh CIA, CGAP, CCSA, CFSA, CRMA, atau supervisor ditempat kerja anda.
4. Daftar untuk Ujian
Jika terlah memenuhi syarat di atas, maka tahap berikutnya adalah menaftarkan diri untuk  mengikuti ujian. Sekiranya ada empat bagian ujian yang harus diselesaikan dalam 4 tahun. Jika melewati batas waktu tersebut maka semua biaya ujian tersebut akan hangus.
ü  Bagian I: proses audit internal. Teori dan praktek audit internal. Topic-topik utama mencakup audit, profesionalisme dan kecurangan
ü  Bagian II: keahlian dibidang audit internal. Penyelesaian masalah dan pengevaluasian bahan bukti audit, pengumpulan data, dokumentasi, dan pelaporan: dan pengambilan sampel dan perhitungan matematika
ü  Bagian III: control manajemen dan teknologi informasi. Dasar-dasar ilmu bisnis yang diperlukan untuk audit internal. Pengujian mencakup control manajemen, manajemen operasi dan TI.
ü  Bagian IV: lingkungan audit. Akuntansi keuangan, keuangan, akuntani manajemen, dan lingkungan regulasi.
5. Siapkan untuk Ujian
Persiapan yang matang diperlukan untuk mengikuti ujian ini, sebab biaya yang dikeluarkan cukup mahal dan jangan sampai kesempatan ini lewat dengan sia-sia.
6. Ambil Ujian
Sekiranya terdapat empat tahapan atau bagian dalam ujian sertifikat CIA dan semuanya menggunakan computer sehingga memungkinkan calon untuk menguji di lebih dari 500 lokasi yang berbeda.
7. Dapatkan Sertifikat Anda
Setelah anda dinyatakan telah memenuhi syarat dan lulus makan anda dapat langsung memesan sertifika CIA anda. Untuk memperolehnya, silahkan login ke CCMS dan lengkapi formulir pemesanan dan sertifikat tersebut akan dikirim langsung. Jika membutuhkan cetak ulang, akan dikenakan biaya $50.
Sertifikat Khusus
Selain sertifikat CIA, terdapat 4 sertifikat khusus yang dikeluarkan oleh IIA antara lain?
Certified Control Self Assessment (CCSA)
CCSA diterbitkan pula oleh IIA. CCSA merupakan pemahaman terhadap dasar-dasar penilaian pengendalian secara pribadi terkait seperti risiko, kontrol, dan tujuan bisnis.
Certified Government Audit Professional (CGAP)
CGAP diterbitkan pula oleh IIA. CGAP dirancang khusus untuk auditor yang bekerja di sektor publik pemerintah.
Certified Information System Auditor (CISA)
CISA diterbitkan oleh Information System and Control Association (ISACA) yang berdiri pada tahun 1967. Di Indonesia, persiapan ujian CISA dapat dilakukan di Pusilkom UI atau in-house training dari pihak ISACA Indonesia dan ujian dapat dilakukan di 2 kota, yaitu Jakarta dan Surabaya. Selain CISA, terdapat sertifikasi lain yang diterbitkan oleh ISACA, yaitu: Certified Information Security Manager (CISM), Certified in the Governance of Enterprise IT (CGEIT), dan Certified in Risk and Information Systems Control (CRISC).
5. Certified Fraud Examiners (CFE)
CFE diterbitkan oleh Association of Certified Fraud Examiners (ACFE). Di Indonesia sendiri sudah ada ACFE Indonesia yang berdiri sejak 2002, tetapi ujian CFE sendiri tetap dilakukan oleh ACFE Head Quarter secara online.
Aktivitas Audit
Secara umum terdapat praktik audit yang dapat dikategorikan menjadi tiga bagian yakni:
1.      Keuangan. Analaisis aktivitas ekonomi sebuah entitas yang diukur dan dilaporkan menggunakan metode akuntansi
2.      Ketaatan. Penelaahan atas control keuangan dan operasi serta transaksi untuk melihat kesesuaianya dengan aturan, standar, regulasi, dan prosedur yang berlaku.
3.      Operasional. Telaah komprehensif atas fungsi yang bervariasi dalam perusahaan untuk menilai efisiensi dan ekonomo operasi dan efektivitas fungsi-fungsi tersebut dalam mencapai tujuan.
Pendekatan-pendekatan yang dilakukan
Untuk mencapai tujuan masing-masing, maka seorang auditor dapat melalukan beberapa pendekatan:
1.      Audit komprehensif pertama kali digunakan oleh general accounting office (GAO) AS untuk mengambarkan audit atas semua aktivitas yang terdapat pada entitas pemerintah. Audit komprehensif merupakan perluasan yang dilakukan GAO atas audit terhadap aktivitas operasional.
2.      Audit Berorentasi Manajemen: audit berorientasi manajemen memfokuskan diri pada membantu organisasi mencapai tujuan, hasil signigikan adalah membantu manajer mengelola perusahaan dengan lebih baik dan untuk membantu manajer, bukan auditor, kelihatan baik.
3.      Audit partisipatif: proses melibatkan klien batuna klien dalam mengumpulkandata, mengevaluasi operasi dan mengoreksi masalah.
4.      Audit program: penelaahan atas seluruh program, baik perusahaan public maupun privat untuk menentukan apakah manfaatnya yang diinginkan telah tercapai.
Audit untuk memberikan keyakinan dan kunsultatif
Pendekatan-peberian keyakinan-berhubungan dengan jasa yang diberikan auditor internal dengan memberikan informasi sehubungan dengan kondisi organisasi klien menggunakan audit keuangan, ketaatan, operasional, perekonomian dan efisiensi
Pendekatan-Audit control dan audit manajemen- jasa ini memberikan penilaian atas keandalan dan atau relevansi data dan operasi pada bidang bidang tertentu.
Bidang keahlian audit
Terdapat beberapa bidang keahlian yang ada misalnya pendekatan seperti CSA, audit forensic, dan audit lingkungan. Keahlian audit tersebut erat kaitannya dengan bidang seperti kesehatan, fasilitas umum, system informasi, pemerintahan, universitas.
Pemberian Jasa Audit Internal dari Luar Perusahaan
Semua bentuk audit bisa saja dilakukan oleh penyedia jasa dari luar perusahaan. Juga banyak organisasi luar yang menyediakan kemitraan  sumber daya, kemitraan strategis, dan peminjaman staf. Pegawai kontrak yang melakukan berbagai jenis audit tersebut tidaklah terbatas pada auditor internal saja. Ruang lingkup dan sifat pekerjaan mereka umumnya dijelaskan dalam kontrak kerja
Akibat dari beberapa factor, termasuk perampingan organisasi dan pemasaran yang agresif oleh kantor akuntan public, maka audit internal yang dilakukan pihak di luar perusahaan menjadi semakin penting. Dalam beberapa hal fungsi audit internal yang utama melengkapi jasanya dengan kehadiran auditor kontrak yang memiliki keahlian khusus untuk penugasan jangka pendek.
Sebuah Fungsi yang Utama
Konsep fungsi yang utama, elemen-elemen organisasi yang terintegrasi, penting dan tak tergantikan sudah sering kali dibahas dalam konteks audit internal. Organisasi yang berhasil jelas harus memadukan berbagai unsur utama di dalam perusahaan, tetapi membedakan fungsi yang utama dan tidak utama terkadang masih menjadi perdebatan.
Pada organisasi seperti ini, fungsi audit internal sudah bergitu terorganisir dengan fungsi lain di perusahaan sehingga bila fungsi audit internal dijalankan oleh pihak luar perusahaan maka akan memangkas salah satu dimensi yang bernilai bagi perusahaan secara keseluruhan.
Cara Auditor Internal Melayani Kebutuhan Manajemen
Audit Internal terlibat dalam memenuhi kebutuhan manajemen, dan staf audit yang paling efektif meletakkan tujuan manajemen dan organisasi di atas rencana dan aktivitas mereka. Tujuan-tujuan audit disesuaikan dengan tujuan manajemen, sehingga auditor internal itu sendiri berada dalam posisi untuk menghasilkan nilai tertinggi pada hal-hal yang dianggap manajemen paling penting bagi kesuksesan perusahaan.
Kontribusi auditor internal menjadi semaki penting seiring dengan makin berkembang dan makin kompleksnya sistem usaha dan pemerintahan. Tidak mungkin bagi eksekutif mengawasi semua kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Tetap saja ada hal-hal yang luput dari perhatiannya.
Jadi lingkup keahlian mereka dapat mencakup masalah-masalah yang dihadapi manajemen. Pada situasi seperti ini departemen audit internal mampu membantu manajemen dalam :
o   Mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh manajemen puncak. Setiap tahun kepala eksekutif audit (CAE) menyiapkan rencana jadwal audit khusus untuk aktivitas yang diawasi. Rencana ini dipresentasikan d depan manajemen eksekutif dan dewan, dan diubah sesuai pergeseran strategi organisasi dan kebutuhan serta harapan pegawai senior
o   Mengidentifikasi dan meminimalkan risiko. Dunia usaha pernah mengandalkan asuransi untuk mengatasi risiko yang dihadapi, tetapi banyak organisasi terbesar di dunia saat ini membentuk fungsi manajemen risiko yang proaktif. Auditor internal memperluas persepsi mereka tentang manajemen risiko dan meningkatkan upaya mereka untuk meyakinkan manajemen bahwa semua jenis risiko organisasi telah dievaluasi dan diperhatikan dengan layak
o   Memvalidasi laporan ke manajemen senior. Manajer senior biasanya membuat keputusan berdasarkan laporan yang mereka terima, buka berdasarkan pengetahuan mereka sendiri. Laporan yang akurat dan tepat waktu lebih mungkin menghasilkan keputusan yang bermakna,
o   Membantu manajemen pada bidang-bidang teknis. Teknologi memiliki dampak yang sangat besar terhadap apa dan bagaimana audit dilakukan. Auditor internal modern harus mengetahui bagaimana data berawal, bagaimana proses pengelolahannya, dan di mana letak risiko keamanannya.
o   Membantu proses pengambilan keputusan. Manajerlah, bukan auditor internal yang membuat keputusan operasional. Namun auditor internal dapat menyediakan atau memvalidasi data sebagai dasar pengambilan keputusan. Juga, mereka dapat mengevaluasi dampak dari keputusan yang diambil dan risiko yang diantisipasi.
o   Menganalisis masa depan-bukan hanya untuk masa lalu. Dengan menggunakan pendekatan ini mereka telah menilai kebijakan atau program yang masih dalam tahap perancangan, implementasi kebijakan atau program, dan hasil actual yang diperoleh kebijakan atau program. Juga, auditor internal saat ini menilai control atas system informasi yang diusulan sebelum implementasinya, sehingga membantu menghindari terjadinya biaya untuk memperbaiki kerusakan. Banyak auditor internal modern mengakui bahwa audit untuk masa kini dan masa depan lebih bernilai dibandingkan audit untuk masa lalu.
o   Membantu manajer untuk mengelola perusahaan. Manajer menghadapi masalah pada aktivitas yang tidak bisa dikendalikannya. Auditor internal umumnya menemukan masalah tersebut dan menyarankan perbaikan. Namun, perbaikan-perbaikan tersebut bisa merupakan perbaikan jangka pendek atau bisa merupakan perbaikan ke akar masalah sehingga meningkatkan kinerja manajemen


Dilema yang Dihadapi Auditor Internal
Dalam beberapa hal, pilihan antara benar dan salah bisa jadi sangat sulit bagi auditor internal dibandingkan profesi-profesi lainnya. Lain halnya yang dihadapi auditor internal yang professional. Klien mereka adalah manajemen senior, dewan komisaris, atau badan-badan sejenis. Jika auditor internal diminta untuk melanggar kode etik mereka atau standar praktik professional, pilihan yang tersedia bisa tidak menyenangkan. Menolak permintaan klien bisa menyebabkan auditor internal kehilangan pekerjaan mereka, apalagi bila mereka tidak memiliki independensi.
Auditor internal yang professional harus memiliki independensi untuk memenuhi kewajiban profesionalnya; memberikan opini yang objektif, tidak bias, dan tidak dibatasi; dan melaporkan apa adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga.

Independensi dalam Program Audit
1.      Bebas dari intervensi manajerial atas program audit
2.      Bebas dari segala intervensi atas prosedur audit
3.   Bebas dari segala persyaratan untuk penugasan audit selain yang memang disyaratkan untuk sebuah proses audit
Independensi dalam Verifikasi
1.    Bebas dalam mengakses semua catatan, memeriksa aktiva, dan karyawan yang relevan dengan audit yang dilakukan
2.      Mendapatkan kerja sama yang aktif dari karyawan manajemen selama verifikasi audit
3.   Bebas dari segala usaha manajerial yang berusaha membatasi aktivitas yang diperiksa atau membatasi pemerolehan bahan bukti
4.      Bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat verifikasi audit
Independensi dalam Pelaporan
1.      Bebas dari perasaan wajib memodifikasi dampak atau signifikan dari fakta-fakta yang dilaporkan
2.      Bebas dari tekanan untuk tidak melaporkan hal-hal yang signifikan dalam laporan audit
3.      Menghindari penggunaan kata-kata yang menyesatkan baik secara sengaja maupun tidak sengaja dalam melaporkan fakta, opini, dan rekomendasi dalam interpretasi auditor
4.   Bebas dari segala usaha untuk meniadakan pertimbangan auditor mengenai fakta atau opini dalam laporan audit internal.

Auditor Internal sebagai Seorang Konsultan
Standar Atribut

  •  Jasa konsultasi dilakukan jika auditor tidak memiliki tanggung jawab sebelumnya

Adanya penurunan objektivitas dan indepeendensi harus dikomunikasikan dengan klien sebelum penugasan
·         Menolak penugasan bila tidak memiliki cukup keahlian, pengetahuan, atau kompetensi
·         Melaksanakan penugasan dengan kemahiran professional secara cermat dan saksama (due professional care)
Standar Kerja
·         Merencanakan penugasan konsultasi
·         Meninjau risiko sesuai dengan tujuan penugasan, selama penugasan konsultasi
·         Menerapkan pengetahuan risiko yang didapat dari konsultasi ke dalam fungsi pemberian keyakinan yang biasa dilakukan
·         Menilai control sesuai dengan tujuan penugasan selama penugasan konsultasi
·         Tujuan penugasan harus sesuai dengan nilai dan tujuan organisasi
·         Mencapai kesepakatan dengan klien mengenai tujuan, ruang lingkup, tanggung jawab, dan ekspektasi dari penugasan
·         Mempertimbangkan risiko, control, dan proses pengelolaan sepanjang disetujui oleh klien
·         Mempertahankan lingkup penugasan yang akan dibahas dengan klien
·         Program kerja bisa bervariasi dalam bentuk dan isi
·         Penetapan kebijakan mencakup penyimpanan catatan dan juga pemberian catatan atau dokumen ke pihak luar dan dalam perusahaan
·         Komunikasi perkembangan dan hasil bisa bervariasi sesuai kebutuhan klien
·         Tanggung jawab komunikasi hasil akhir ke klien
·         Manajemen risiko, control dan pengelolaan  , jika signifikan, harus dikomunikasikan ke manajemen senior dan dewan komisaris
·         Mengawasi penyebaran hasil audit sesuai persetujuan klien

Prinsip-prinsip Pedoman Konsultasi
Practice Advisory 1000.C1-1, “Prinsip-prinsip menjadi pedoman pelaksanaan jasa konsultasi oleh Audiotr Internal,” sedikit berbeda dari kebanyakan saran lainnya karena lebih bersifat definitive, bukan mengarahkan. Saran tersebut menjelaskan aktivitas yang diberikan selain jasa pemberian keyakinan dan audit konsultasi seperti investigasi dan penalahaan terkait dengan merger dan akuisisi.
Saran tersebut ditutup dengan pernyataan bahwa walaupun jasa konsultasi merupakan jasa terpisah dari pemberian keyakinan, tetapi auditor harus tetap auditor harus tetap berpedoman pada Standard an Kode Etik IIA
ü  Dasar bagi audit internal untuk melaksanakan  konsultasi melalui pengalaman dalam pekerjaan pemberian keyakinan dan investigasi
ü  Komunikasi informasi yang fundamental pada konsultasi pada manajemen senior dan komite audit
ü  Kodifikasi prinsip-prinsip dan aturan yang dipahami oleh semua anggota organisasi
ü  Penggunaan jasa audit internal untuk tugas konsultasi formal menggunakan pendekatan disiplin ilmu yang sistematis
ü  Penyelesaian konflik dan masalah yang berkembang harus dilakukan sesuai dengan Kode etik dan Standar
Referensi

Sawyer’s (2005). Audit Internal Sawyer”s. Jakarta : Penerbit Salemba Empat
Boynton, Johnson, dan Kell (2002). Modern Auditing. Jakarta : Penerbit Erlangga
Arens, Elder, dan Beasly (2011). Auditing & Assurance Services 14 Edition. Prentice Hall
http://www.apb-group.com/sertifikasi-profesional-auditor-internal/
 


Komentar

Post Populer

Akuntansi Komparatif : AMERIKA dan ASIA

Soal Akuntansi dan Penyelesaian

Strategi Multibisnis Pendekatan portofolio sejarah