Akuntansi Internasional


TUGAS AKUNTANSI INTERNASONAL
PT PERUSAHAAN PERKEBUNAN LONDON SUMATRA TBK DAN ENTITAS ANAKNYA
NAMA: NORBERTUS DOMENTRIS BOUK
STB : 1213044

1. Identifikasi PSAK yang digunakan dan beri penjelasan PSAK itu menjelaskan kondisi apa dalam perusahaan.
Berdasarkan Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk maka dapat diindentifikasi penggunaan PSAK dalam laporan keuangan perusahaan tersebut. Berikut ini PSAK yang digunakan antara lain:
1. PSAK No. 7 (Revisi 2010) : Transaksi dengan pihak berelasi
Perusahaan menggunakan psak no 7 karena perusahaan menggunakan jasa transportasi dari SIMP untuk pengangkutan CPO dari pabrik ke tangki perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan mengunakan jasa pihak berelasi untuk mengangkut cpo selain itu, perusahaan juga terlibat dalam penjualan minyak kelapa sawit dan kopra kepada SIMP, pembelian tandan buah segar dari PT Mentari subur Abadi, PT Swadaya Bhakti Negaramas dan PT Kebun Mandiri Sejahtera dan lain sebagainya.
Transaksi perusahaan dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak yang mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak yang tidak berelasi. Semua transaksi dan saldo yang material dengan pihak berelasi diungkap dalam catatan yang relevan. Perusahaan ini menggunakan PSAK no 17 karena perusahaan juga mengembangkan perkebunan di atas tanah yang dimiliki oleh petani pada saat ekspansi perkebunan.

2. PSAK No. 1 (Revisi 2013) : Penyajian Laporan Keuangan
Penyajian laporan keuangan pada perusahaan ini adalah laporan keuangan konsolidasi karena perusahaan ini memiliki beberapa anak perusahaan baik didalam negeri maupun diluar negeri. Penyejian laporan keuangan tersebut juga telah disajikan secara lengkap sesuai yang menjadi tuntutan dalam psak ini.
3. PSAK No. 15 (Revisi 2013) : Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama
Perusahaan menggunakan psak ini karena perusashaan memiliki persentasi kepemilikian efektif pada perusahaan lain yaitu Hellae Tecnologyy Holdings Inc sebesar 25,14% (tahun 2014) dan PT Mentari Pertiwi Makmur sebesar 48.70%  (tahun 2014). Investasi kelompok usaha pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Entitas asosiasi adalah suatu entitas dimana kelompok usaha mempunyai pengaruh signigikan.
4. PSAK No. 24 (Revisi 2013) : Imbalan Kerja
Pengukuran imbalan kerja kelompok usaha bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat: kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat cacat, umur pensiun dan tingkat kematian.
5. PSAK No. 46 (Revisi 2014) : Pajak Penghasilan
Beban pajak penghasilan merupakan jumlah dari pajak penghasilan badan yang terutang saat ini dan pajak tangguhan.

6. PSAK No. 48 : Mengatur Pengukuran Nilai Wajar
Perusahaan dalam penerapan PSAK No. 48 ini  berkaitan dengan berbagai asset yang dimiliki sehingga dirasa perlu untuk menerapkan psak ini. Pengukuran nilai wajar iyalah untuk mengukur berapa nilai asset saat ini yang dimiliki hingga tahun 2014.
7. PSAK No. 50 (Revisi 2014) : Instrumen Keuangan
Kas dan setara kas perusahaan terdiri dari kas dan bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu 3bulan atau kurang sejak saat penempatan dan tidak digunakan sebgai jaminan aatas pinjaman, serta tidak dibatasi penggunaannya.
8. PSAK No. 55 (Revisi 2014 ) : Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
Semua aset keuangan perusahaan pada awalnya diakui pada nilai wajar namun dalam hal aset keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi maka nilai wajar ersebut ditambahkan dengan biaya transaksi yang dapat didistribusikan secara langsung dengan perolehan aset keuangan tersebut.
9. PSAK No. 60 (Revisi 2014) :Instrumen Keuangan : Pengungkapan
Semua aset kuangan dalam penyajiannya, telah diungkapkan secara penuh termasuk cara penghentian pengakuan  atas suatu aset kuangan.
10. PSAK No. 56 : Laporan Keuangan Konsolidarsi
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep  akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian, dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam Catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan. Perusahaan  menggunakan PSAK No. 56 karena kondisi perusahaan menghasuskan penyusunan laporan konsolidasi. PSAK No. 67 : Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain. Perusahaan dalam hal ini  PT Perusahaan London Sumatra Indonesia Tbk, menggunakan psak 67 dalam mengungkapkan kepentingan dalam entitas lain karena perusahaan ini memiliki beberapa kepentingan baik dalam jumlah kepemilikan saham, maupun kerja sama dengan perusahaan lain yang berhubungan langsung dengan perusahaan. Perusahaan juga memiliki beberapa anak perusahaan sehingga perlu untuk menyusun laporan keuangna kosolidasi.

11. PSAK 68 : Pengukuran Nilai Wajar
Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian yang diperbolehkan, antara lain meloputi penggunaan transaksi pasar wajar yang terkini, referensi nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama. Bila nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan dipasar aktif tidak dapat ditentukan secara anda, aset keuangan tersebut diakui dan diukur pada nilai tercatat.

2. Identifikasi Pengungkapan-Pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan Baik pengungkapan wajib maupun pengungkapan sukarela!
a. Pengungkapan Wajib (mandatory disclosure)
Sesuai dengan Peraturan No. VIII G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan dan Peraturan No. VIII G.2 tentang Laporan Tahunan Peraturan tersebut diperkuat dengan Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-17/PM/1995 yang kemudian diperbaharui dengan Surat Edaran Ketua Bapepam No. SE-02/PM/2002 yang mengatur tentang penyajian dan pengungkapan laporan keuangan emiten atau perusahaan publik untuk setiap jenis industri. Laporan Keuangan yang disajikan oleh PT. Multi Prima Sejahtera Tbk periode pelaporan 2014, telah disajikan sesuai standar pelaporan keuangan berterima umum dan sesuai dengan peraturan Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan seperti :
1. Laporan Auditor Independen
2. Laporan Keuangan Konsolidasian :
a. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
b. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian
c. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
d. Laporan Arus Kas Konsolidasian
3. Catatan Atas Laporan Keuangan

b. Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)
Berdasarkan laporan keuangan kosolidasi perusahaan tahun 2014,  saya tidak melihat adanya pengungkapan sukarela yang dilakukan oleh perusahaan baik yang berkaitan dengan pengungkapan profile perusahaan mau pun berkaitan dengan CSR.

3. Identifikasi Pengungkapan Segmen yang dilakukan oleh perusahaan!
Perusahaan mengklasifikasikan aktivitas usahanya menjadi empat segmen usaha yang terdiri atas produk kelapa sawit, karet, dan lainnya. Manajemen memantau hasil operasinya dari unit usahanya secara terpisah guna keperluan pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya dan penilaian kinerja. Kinerja segmen dievaluasi berdasarkan laba atau rugi operasi dan diukur secara konsisten dengan laba atau rugi operasi pada laporan keuangan konolidasian. Namun, pendanaan (termasuk beban keuangan dan pendapatan keuangan), bagian atas rugi entitas asosiasi, dan pajak penghasilan dikelola secara grup dan tidak dialokasikan kepada segmen operasi. Harga transfer antar entitas hukum dan antar segmen diatur dengan cara yang serupa dengan transaksi dengan pihak ketiga. Segmen usaha pada dari perusahan ini adalah segmen kelapa sawit, sekmen karet, sekmen benih dan segmen lainnya.

4. Identifikasi jenis opini audit yang diperoleh perusahaan dan mengapa perusahaan menerima opini audit tersebut.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang telah di audit, maka PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Tbk telah menyajikan laporan keuangan konsolidasi secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasian dan entitas anak pada tanggal 31 Desember 2014 serta kinerja keuangan dan arus kas konsolidasinya untuk tahun yang berakhir sesuai Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Perusahaan menerima opini tersebut karena  perusahaan telah dianggap mengungkapkan semua informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.bahwa perusahaan telah mengungkapkan informasi baik informasi yang bersifat wajib yang tidak tidak menyesatkan pengguna laporan keuangan.

Komentar

Post Populer

Akuntansi Komparatif : AMERIKA dan ASIA

Soal Akuntansi dan Penyelesaian

Strategi Multibisnis Pendekatan portofolio sejarah