PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 19 (REVISI 2009)
ASET TIDAK BERWUJUD
PENDAHULUAN
Tujuan.
Tujuan dari Pernyataan ini adalah untuk menentukan perlakuan akuntansi bagi aset tidak berwujud yang tidak diatur secara khusus pada standar lainnya. Pernyataan ini mewajibkan entitas untuk mengakui aset tidak berwujud jika, dan hanya jika, kriteria-kriteria tertentu dipenuhi. Pernyataan ini juga mengatur cara mengukur jumlah tercatat dari aset tidak berwujud dan menentukan pengungkapan yang harus dilakukan bagi aset tidak berwujud.
Ruang Lingkup
Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi untuk aset tidak berwujud, kecuali:
(a) aset tidak berwujud yang diatur oleh standar lainnya;
(b) aset keuangan seperti yang didefinisikan dalam PSAK 50 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan;
c) Hak penambangan dan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka eksplorasi, pengembangan dan penambangan mineral, minyak, gas alam (sebagaimana diatur dalam PSAK 29: Akuntansi minyak dan Gas Bumi) dan sumber daya lainnya yang tidak dapat diperbarui.
Pernyataan ini diterapkan pada, antara lain, pengeluaran iklan, pelatihan, perintisan usaha, penelitian dan pengembangan. Kegiatan penelitian dan pengembangan secara langsung ditujukan untuk mengembangkan pengetahuan. Oleh karenanya, walaupun kegiatan ini mungkin menghasilkan produk dengan substansi fisik (contohnya, suatu prototipe), elemen fisik aset tersebut bukan merupakan hal yang utama dari komponen tidak berwujudnya, misalnya adalah pengetahuan yang terkandung dalam aset tersebut.
Dalam hal sewa pembiayaan, aset yang menjadi objek sewa dapat berupa aset berwujud atau aset tidak berwujud. Setelah pengakuan awal, lessee memperlakukan aset tidak berwujud dari sewa pembiayaan tersebut sesuai dengan Pernyataan ini. Suatu transaksi atau aktivitas dapat dikecualikan dari ruang lingkup suatu Pernyataan jika transaksi atau aktivitas tersebut bersifat sedemikian khususnya sehingga menimbulkan masalah akuntansi yang perlu cara penyelesaian berbeda.
Definisi
Istilah berikut ini digunakan dalam Pernyataan ini dengan arti spesifik:
Amortisasi adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan suatu aset tidak berwujud selama masa manfaatnya.
Aset adalah sumber daya yang:
(a) dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu; dan
(b) manfaat ekonomis di masa depan dari aset tersebut diharapkan diterima oleh entitas.
Aset moneter adalah kas dimiliki dan aset yang akan diterima dalam bentuk kas yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan.
Aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik.
Jumlah tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain yang merupakan pengganti biaya perolehan dalam laporan keuangan, dikurangi nilai residunya.
Jumlah tercatat aset adalah jumlah yang diakui dalam neraca setelah dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Masa manfaat adalah:
(a) jangka waktu suatu aset diharapkan dapat digunakan oleh entitas, atau
(b) jumlah unit produksi atau unit sejenis yang diharapkan dapat dihasilkan dari suatu aset oleh entitas.
Nilai residu aset tidak berwujud adalah nilai estimasian yang dapat diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset pada akhir masa manfaatnya, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan aset, jika aset telah mencapai usia dan kondisi yang diharapkan seperti saat akhir masa manfaatnya.
Nilai spesifik entitas adalah nilai kini dari arus kas entitas yang diharapkan timbul dari penggunaan aset secara berkelanjutan dan dari pelepasan aset tersebut pada akhir masa manfaatnya atau yang diharapkan muncul saat menyelesaikan kewajiban.
Pengembangan adalah penerapan temuan riset atau pengetahuan lainnya pada suatu rencana atau rancangan produksi bahan baku, alat, produk, proses, sistem, atau jasa yang sifatnya baru atau yang mengalami perbaikan substansial, sebelum dimulainya produksi komersial atau pemakaian.
Riset adalah penelitian orisinal dan terencana yang dilaksanakan dengan harapan memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu yang baru.
Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah tercatat suatu aset atas jumlah terpulihkannya.
Aset Tidak Berwujud
Entitas sering kali mengeluarkan sumber daya maupun menciptakan laibilitas dalam perolehan, pengembangan, pemeliharaan atau peningkatan sumber daya tidak berwujud, seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk dan judul publisitas).
Keteridentifikasian
Dalam definisi aset tidak berwujud terdapat kriteria bahwa keteridentifikasian aset tidak berwujud harus dapat dibedakan secara jelas dengan goodwill. Goodwill dalam sebuah kombinasi bisnis diakui sebagai aset yang menggambarkan manfaat ekonomis di masa depan yang muncul dari aset lain yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis tersebut yang tidak didefinisikan secara individual dan diakui secara terpisah.
Suatu aset dikatakan dapat diidentifikasi jika:
(a) dapat dipisahkan, yaitu dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dipindahkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik secara tersendiri atau bersama-sama dengan kontrak terkait, aset atau liabilitas teridentifikasi, terlepas dari apakah entitas bermaksud untuk melakukan hal tersebut; atau
(b) timbul dari kontrak atau hak legal lainnya, terlepas dari apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban lainnya.
Pengendalian
Entitas mengendalikan aset jika entitas memiliki kemampuan untuk memperoleh manfaat ekonomis masa depan yang timbul dari aset tersebut dan dapat membatasi akses pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomis tersebut. Kemampuan entitas untuk mengendalikan manfaat ekonomis masa depan dari suatu aset tidak berwujud biasanya timbul dari hak legal yang memiliki kekuatan dalam suatu pengadilan. Apabila hak legal itu tidak ada, entitas akan lebih sulit menunjukkan adanya pengendalian.
Manfaat ekonomis masa depan dapat timbul dari pengetahuan atas pasar atau pengetahuan teknis.
Manfaat Ekonomis Masa Depan
Manfaat ekonomis masa depan yang timbul dari aset tidak berwujud dapat mencakup pendapatan dari penjualan barang atau jasa, penghematan biaya, atau manfaat lain yang berasal dari penggunaan aset tersebut oleh entitas. Misalnya, penggunaan hak kekayaan intelektual dalam suatu proses produksi tidak meningkatkan pendapatan masa depan, tetapi menekan biaya produksi masa depan.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
Dalam mengakui suatu pos sebagai aset tidak berwujud, entitas perlu menunjukkan bahwa pos tersebut memenuhi:
(a) definisi aset tidak berwujud (lihat paragraf 8–18); dan
(b) kriteria pengakuan (lihat paragraf 21–23)
Persyaratan tersebut diterapkan atas biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau mengembangkan secara internal aset tidak berwujud dan biaya yang terjadi kemudian untuk menambahkan, mengganti sebagian, atau memperbaiki aset tersebut.
Sifat dari aset tidak berwujud adalah sedemikian, sehingga dalam banyak kasus tidak ada yang dapat ditambahkan atas aset tidak berwujud atau bagian dari aset tidak berwujud. Sehubungan dengan hal tersebut, kebanyakan pengeluaran selanjutnya digunakan untuk menjaga manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari aset tidak berwujud yang sudah ada, sehingga pengeluaran tersebut tidak dapat memenuhi definisi aset tidak berwujud dan kriteria pengakuan dalam Pernyataan ini. Selain itu, seringkali sulit untuk mengaitkan pengeluaran selanjutnya secara langsung terhadap aset tidak berwujud tertentu namun lebih terkait dengan usaha (bisnis) secara keseluruhan.
Aset tidak berwujud harus diakui jika, dan hanya jika:
(a) kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut; dan
(b) biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.
Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomis masa depan, entitas harus menggunakan asumsi masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan yang merupakan estimasi terbaik manajemen atas kondisi ekonomi yang berlaku sepanjang masa manfaat aset tersebut.
Aset tidak berwujud pada awalnya harus diakui sebesar biaya perolehan.
Perolehan Terpisah
Biasanya, harga yang dibayarkan oleh entitas untuk perolehan terpisah suatu aset tidak berwujud akan menggambarkan kemungkinan manfaat ekonomis masa depan yang entitas harapkan untuk diperoleh dari aset tersebut.
Selain itu, biaya aset tidak berwujud yang diperoleh secara terpisah biasanya dapat diukur secara andal. Hal itu akan tampak jelas jika pembayaran dilakukan dalam bentuk uang tunai atau aset moneter lainnya. Biaya perolehan aset tidak berwujud terdiri dari:
(a) harga beli, termasuk bea masuk (import), dan pajak pembelian yang tidak dapat dikembalikan, setelah dikurangkan diskon dan rabat: dan
(b) segala biaya yang dapat dikaitkan secara langsung dalam mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan.
Pengakuan biaya dalam jumlah tercatat dari aset tidak berwujud dihentikan saat aset tersebut berada dalam kondisi dapat beroperasi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan manajemen. Oleh sebab itu, biaya yang terjadi dalam menggunakan atau mengembangkan kembali aset tidak berwujud tidak termasuk dalam jumlah tercatat aset.
Beberapa operasi terjadi berkaitan dengan pengembangan aset tidak berwujud, namun tidak menjadikan aset tersebut berfungsi sesuai dengan keinginan managemen. Operasi insidental tersebut mungkin terjadi sebelum maupun selama kegiatan pengembangan.
Jika pembayaran untuk suatu aset tidak berwujud ditangguhkan sampai melebihi periode penjualan kredit yang normal, biaya perolehannya adalah setara nilai tunainya. Selisih antara nilai tersebut dan total pembayaran diakui sebagai beban bunga pada periode penjualan kredit kecuali selisih tersebut dapat dikapitalisasi sesuai dengan PSAK 26 (revisi 2008): Biaya Pinjaman.
Akuisisi sebagai Bagian dari Kombinasi Bisnis
Sesuai dengan PSAK 22 (revisi 2009): Kombinasi Bisnis, jika aset tidak berwujud diperoleh dalam kombinasi bisnis, biaya dari aset tidak berwujud adalah nilai wajar aset pada tanggal akusisinya. Nilai wajar dari aset tidak berwujud akan merepresentasikan espektasi probabilitas bahwa manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan yang dimiliki dari aset tersebut yang diharapkan akan mengalir ke entitas. Dengan kata lain, entitas mengharapkan adanya arus masuk manfaat ekonomis, bahkan jika ada ketidak kepastian mengenai waktu dan jumlah arus masuk tersebut.
Mengukur Nilai Wajar Aset Tidak Berwujud yang Berasal dari Kombinasi Bisnis
Jika aset tidak berwujud dihasilkan dari kombinasi bisnis dapat dipisahkan atau muncul dari kontrak atau hak hukum lainnya, maka informasi memadai tersedia untuk mengukur nilai wajar aset secara andal. Apabila pada saat mengukur nilai wajar aset tidak berwujud terdapat berbagai kemungkinan hasil dengan probalbilitas berbeda, ketidakpastian tersebut dimasukkan dalam perhitungan nilai wajar aset tidak berwujud tersebut. Aset tidak berwujud yang dihasilkan dari kombinasi bisnis mungkin dapat dipisahkan, namun harus dipisahkan bersama-sama dengan aset berwujud atau tidak berwujud lainnya.
Pengeluaran Lebih Lanjut yang Muncul dari Kegiatan Penelitian dan Pengembangan
Pengeluaran penelitian dan pengembangan yang :
(a) berhubungan dengan proyek penelitian dan pengembangan yang sedang berjalan pada perolehan secara terpisah atau dalam kombinasi bisnis dan diakui sebagai aset tak berwujud; dan
(b) terjadi setelah akuisisi proyek tersebut harus di bukukan sesuai dengan paragraf 53-61
Dalam menerapkan persyaratan dalam paragraf 53–61 maka pengeluaran berikutnya atas proyek penelitian dan pengembangan yang sedang berjalan.
Pengakuan
dengan Hibah Pemerintah
Dalam beberapa kasus, aset tidak berwujud dapat diperoleh dengan cuma–cuma, atau dengan nilai nominal, melalui hibah pemerintah.
Pertukaran Aset. Satu atau lebih aset tidak berwujud mungkin diperoleh dari pertukaran aset non moneter atau sekelompok aset moneter, atau kombinasi dari aset moneter dan aset non-moneter.
Goodwill yang Dihasilkan Secara Internal. Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak boleh diakui sebagai asset.
set Tidak Berwujud yang Dihasilkan Secara Internal. Adakalanya sulit untuk menentukan apakah suatu aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal memenuhi kriteria untuk diakui. Dalam menentukan apakah suatu aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal memenuhi syarat untuk diakui, entitas menggolongkan proses dihasilkannya aset tidak berwujud menjadi dua tahap:
(a) tahap penelitan atau tahap riset; dan
(b) tahap pengembangan.
Tahap Riset . Entitas tidak boleh mengakui aset tidak berwujud yang timbul dari riset (atau dari tahapan riset pada proyek internal). Pengeluaran untuk riset (atau tahap riset pada suatu proyek internal) diakui sebagai beban pada saat terjadinya.
Pada tahap riset sebuah proyek internal, entitas tidak dapat menunjukkan telah adanya suatu aset tidak berwujud yang akan dapat menghasilkan manfaat ekonomis masa depan.
Tahap Pengembangan. Dalam tahap pengembangan suatu proyek, kadang–kadang entitas dapat mengidentifikasi aset tidak berwujud dan menunjukkan bahwa aset tersebut akan menghasilkan kemungkinan besar manfaat ekonomis masa depan. Hal itu dimungkinkan karena tahap pengembangan suatu proyek lebih maju jika dibandingkan dengan tahap riset.
Biaya Perolehan Aset Tidak Berwujud yang Dihasilkan Secara Internal. Biaya perolehan aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal sebagaimana dimaksudkan dalam paragraf 24 adalah jumlah pengeluaran yang dilakukan sejak tanggal aset tidak berwujud pertama kali memenuhi kriteria pengakuan sebagaimana diatur dalam paragraf 21, 22, dan 56. Paragraf 71 melarang pengeluaran yang diakui sebagai beban pada laporan keuangan tahunan atau laporan keuangan interim periode sebelumnya untuk diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tidak berwujud. Biaya perolehan aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal terdiri atas seluruh biaya terkait langsung yang dibutuhkan untuk membuat, menghasilkan dan mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan sesuai dengan cara yang dimaksudkan oleh manajemen.
PENGAKUAN BEBAN
Pengeluaran untuk aset tidak berwujud harus diakui sebagai beban pada saat terjadinya, kecuali:
a) Pengeluaran itu merupakan bagian dari biaya perolehan aset tidak berwujud yang memenuhi kriteria pengakuan (lihat paragraf 18–66)
b) pos tersebut diperoleh melalui suatu kombinasi bisnis yang berbentuk akuisisi dan tidak dapat diakui sebagai aset tidak berwujud. Apabila demikian halnya, maka pengeluaran tersebut, merupakan bagian dari goodwill pada tanggal akuisisi (lihat PSAK 22(revisi 2009): Kombinasi Bisnis).
Beban Masa Lalu yang Tidak Diakui sebagai Aset
atas unsur aset tidak berwujud yang awalnya diakui oleh entitas sebagai beban tidak boleh diakui sebagai bagian dari biaya (harga perolehan) aset tidak berwujud dikemudian hari.
PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN
Entitas harus memilih baik model biaya pada paragraf 74 atau model revaluasi pada paragraf 75 sebagai kebijakan akuntansinya. Jika suatu aset tidak berwujud dicatat dengan menggunakan model revaluasi, semua aset lainnya dalam kelas tersebut harus dicatat dengan menggunakan model yang sama, kecuali tidak ada pasar aktif untuk aset tersebut.
Model Biaya
Setelah pengakuan awal, suatu aset tidak berwujud harus dinilai pada biaya perolehanya dikurangi oleh akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian atas penurunan nilai.
Model Revaluasi
Setelah pengakuan awal, suatu aset tidak berwujud harus dinilai atas nilai revaluasinya, dicatat pada nilai pasar pada tanggal revaluasi dikurangi nilai akumulasi penyusutan selanjutnya dan akumulasi kerugian penurunan nilai aset selanjutnya.
MASA MANFAAT
Sebuah entitas harus menilai apakah masa manfaat suatu aset tidak berwujud terbatas atau tak terbatas dan, jika terbatas, jangka waktu atau jumlah produksi atau jumlah unit serupa yang dihasilkan, selama masa manfaat. Suatu aset tidak berwujud diakui entitas memiliki masa manfaat tak terbatas jika, berdasarkan analisis dari seluruh faktor relevan, tidak ada batas yang terlihat pada saat ini atas periode yang mana aset diharapkan menghasilkan arus kas neto bagi entitas.
Masa manfaat suatu aset tidak berwujud yang timbul dari kontrak atau hak legal lainnya tidak dapat lebih panjang dari masa kontrak atau hak legal lainnya, tapi dapat lebih pendek tergantung dari periode kapan aset dapat digunakan entitas. Jika kontrak atau hak legal lainnya memiliki batasan yang dapat diperbarui, maka masa manfaat dari aset takbewujud juga diperbarui hanya apabila terdapat bukti yang mendukung pembaruan masa manfaat tidak menimbulkan biaya yang signifikan.
ASET TIDAK BERWUJUD DENGAN MASA MANFAAT TERBATAS
Periode Amortisasi dan Metode Amortisasi
Nilai depresiasi sebuah aset tidak berwujud dengan masa manfaat terbatas harus dialokasikan secara sistematis sepanjang masa manfaatnya. Amortisasi harus dimulai ketika aset tersedia untuk digunakan, yakni ketika aset berada pada lokasi dan dalam kondisi untuk beroperasi sesuai dengan ketentuan yang diinginkan manajemen.
Terdapat berbagai metode amortisasi untuk mengalokasikan jumlah penyusutan suatu aset atas dasar yang sistematis sepanjang masa manfaatnya. Metode-metode tersebut meliputi metode garis lurus, metode saldo menurun dan metode unit produksi. Metode yang digunakan dipilih berdasarkan pola konsumsi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dan diterapkan secara konsisten dari periode ke periode lainnya, kecuali terdapat perubahan dalam perkiraan pola konsumsi tersebut.
Nilai Residu
Nilai yang dapat diamortisasi atas suatu aset dengan masa manfaat terbatas ditentukan setelah mengurangi nilai residunya. Nilai residu yang tidak sama dengan nol memberikan implikasi bahwa perusahan berharap untuk melepaskan aset tidak berwujud tersebut sebelum masa ekonomisnya berakhir.
Nilai residu dari suatu aset tidak berwujud dapat meningkat ke suatu jumlah yang setara atau lebih besar dari jumlah tercatat aset. Jika hal tersebut terjadi, maka amortisasi yang dibebankan adalah nol kecuali dan sampai nilai residu secara teratur berkurang menjadi lebih rendah dari jumlah tercatat asset.
Penelaahan Periode Amortisasi dan Metode Amortisasi
Periode amortisasi dan metode amortisasi ditinjau setidaknya setiap akhir tahun buku. Jika perkiraan masa manfaat aset berbeda secara signifikan dengan estimasi–estimasi sebelumnya, periode amortisasi harus disesuaikan. Jika terjadi perubahan yang signifikan dalam perkiranan pola konsumsi manfaat ekonomis dari aset, metode amortisasi harus diubah untuk mencerminkan pola yang berubah tersebut. Perubahan tersebut harus dicatat sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai dengan PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.
ASET TIDAK BERWUJUD DENGAN MASA MANFAAT TAK TERBATAS
Suatu aset tidak berwujud dengan masa manfaat tak terbatas tidak boleh diamortisasi.
Penelaahan Penilaian Masa Manfat
Masa manfaat suatu aset tidak berwujud yang tidak diamortisasi harus ditelaah setiap periode untuk menentukan apakah kejadian atau keadaan dapat terus mendukung masa manfaat aset tetap tak terbatas. Jika tidak, perubahan masa manfaat yang muncul dari tak terbatas menjadi terbatas harus dibukukan atau sesuai dengan perubahan dalam perkiraan akuntasi sesuai dengan PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.
PEMULIHAN KEMBALI JUMLAH TERCATAT–RUGI PENURUNAN NILAI
Untuk menentukan apakah suatu aset tidak berwujud mengalami penurunan nilai, entitas menerapkan PSAK 48 (revisi 2009: Penurunan Nilai Aset. Pernyataan tersebut menjelaskan kapan dan bagaimana suatu entitas menelaah jumlah tercatat aset, bagaimana menentukan jumlah terpulihkan suatu aset dan kapan entitas mengakui atau membalik kerugian penurunan nilai.
PENGHENTIAN DAN PELEPASAN
Suatu aset tidak berwujud harus dihentikan pengakuannya bila:
(a) dalam (proses) pelepasan; atau
(b) ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.
Keuntungan atau kerugian muncul dari penghentian pengakuan suatu aset tidak berwujud harus ditetapkan sebagai perbedaan antara nilai bersih pelepasan (jika ada) dan nilai wajar aset.
Pengungkapan
Umum
Suatu entitas harus mengungkapkan hal–hal berikut untuk setiap kelas aset tidak berwujud, dipisahkan antara aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal dan aset tidak berwujud lainnya:
(a) apakah masa manfaat tak terbatas atau terbatas, jika masa manfaat terbatas diungkapkan tingkat amortisasi yang digunakan atau masa manfaatnya;
(b) metode amortisasi yang digunakan untuk aset tidak berwujud dengan masa manfaat terbatas;
(c) jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (secara agregat dengan akumulasi kerugian akibat penurunan nilai) pada awal dan akhir periode;
(d) unsur-unsur dalam laporan pendapatan komprehensif yang mana amortisasi aset tidak berwujud termasuk (didalamnya);
(e) pengakuan atas jumlah tercatat pada awal dan akhir periode.
PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan mengharuskan sebuah entitas untuk mengungkapkan sifat dan nilai dari perubahan dalam perkiraan akuntansi yang memiliki pengaruh material pada periode saat ini atau diharapkan memiliki pengaruh material pada periode selanjutnya. Pengungkapan yang sedemikian mungkin timbul akibat dari perubahan dalam :
a. perkiraan masa manfaat suatu aset tidak berwujud;
b. metode amortisasi; atau
c. nilai residu.
Entitas juga mengungkapkan:
(a) Untuk aset tidak berwujud yang dinilai dengan masa manfaat tak terbatas, jumlah tercatat aset dan alasan yang mendukung penilaian masa manfaat ta kterbatas tersebut. Dalam memberikan alasan, entitas harus menjelaskan faktor signifikan dalam menentukan aset tersebut memiliki masa manfaat tak terbatas.
(b) deskripsi, mengenai jumlah tercatat dan sisa periode amortisasi dari tiap–tiap aset tidak berwujud yang material terhadap laporan keuangan entitas.
(c) untuk aset tidak berwujud yang dimiliki dengan jaminan (hibah) pemerintah dan awalnya diakui pada nilai wajar
(d) eksistensi dan jumlah tercatat dari aset tidak berwujud yang kepemilikannya dibatasi dan jumlah tercatat aset yang menjadi jaminan atas liabilitas.
(e) nilai kontrak untuk akuisisi aset tidak berwujud
Aset Tidak Berwujud yang Menggunakan Model Revaluasi Setelah Pengakuan Awal
Dimungkinkan diperlukan untuk menggabungkan kelompok aset yang direvaluasi ke dalam kelompok yang lebih besar untuk keperluan pengungkapan. Namun, kelompok aset tersebut tidak digabungkan jika hal tersebut menghasilkan kombinasi dari beberapa kelompok aset tidak berwujud yang diukur berdasarkan model biaya dan model revaluasi.
Pengeluaran Riset (Penelitan) dan Pengembangan.
entitas harus mengungkapkan nilai keseluruhan (agregat) dari biaya riset dan pengembangan yang diakui sebagai biaya selama periode.
Informasi lainnya
entitas dianjurkan, namun tidak diharuskan, untuk mengungkapkan informasi berikut:
(a) penjelasan mengenai aset tidak berwujud yang telah diamortisasi seluruhnya namun masih digunakan; dan
(b) penjelasan mengenai aset tidak berwujud signifikan yang dikuasai entitas namun tidak diakui sebagai aset karena tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam Pernyataan ini atau karena aset tersebut diperoleh atau dihasilkan sebelum PSAK 19 (revisi 2009): Aset Tidak berwujud diberlakukan secara efektif pada tahun 2000.
KETENTUAN TRANSISI DAN TANGGAL EFEKTIF
Pernyataan ini berlaku untuk semua aset tidak berwujud secara prospektif dari awal periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 . Untuk itu, entitas tidak harus menyesuaikan jumlah tercatat aset tidak berwujud yang diakui pada tanggal tersebut. Namun, entitas harus, pada tanggal tersebut menerapkan Pernyataan ini untuk menilai kembali masa manfaat aset tidak berwujud. Jika, hasil dari penilaian kembali, entitas merubah penilaian masa manfaat aset, perubahan tersebut harus dibukukan sebagai perubahan dalam estimasi akuntansi sesuai dengan PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.
Pertukaran Aset Serupa
Persyaratan pada paragraf 129 dan 130 (b) untuk menerapkan Pernyataan ini secara prospektif berarti jika pertukaran aset diukur sebelum tanggal efektif Pernyataan ini dengan dasar Jumlah tercatat aset yang dilepaskan, entitas tidak menyatakan kembali jumlah tercatat aset yang diperoleh untuk menunjukkan nilai wajar aset tersebut pada tanggal perolehan.
PENARIKAN
Pernyataan ini menggantikan PSAK 19 (revisi 2009): Aset Tidak Berwujud (yang di keluarkan pada tahun 2000).
PENDAHULUAN
Tujuan.
Tujuan dari Pernyataan ini adalah untuk menentukan perlakuan akuntansi bagi aset tidak berwujud yang tidak diatur secara khusus pada standar lainnya. Pernyataan ini mewajibkan entitas untuk mengakui aset tidak berwujud jika, dan hanya jika, kriteria-kriteria tertentu dipenuhi. Pernyataan ini juga mengatur cara mengukur jumlah tercatat dari aset tidak berwujud dan menentukan pengungkapan yang harus dilakukan bagi aset tidak berwujud.
Ruang Lingkup
Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi untuk aset tidak berwujud, kecuali:
(a) aset tidak berwujud yang diatur oleh standar lainnya;
(b) aset keuangan seperti yang didefinisikan dalam PSAK 50 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan;
c) Hak penambangan dan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka eksplorasi, pengembangan dan penambangan mineral, minyak, gas alam (sebagaimana diatur dalam PSAK 29: Akuntansi minyak dan Gas Bumi) dan sumber daya lainnya yang tidak dapat diperbarui.
Pernyataan ini diterapkan pada, antara lain, pengeluaran iklan, pelatihan, perintisan usaha, penelitian dan pengembangan. Kegiatan penelitian dan pengembangan secara langsung ditujukan untuk mengembangkan pengetahuan. Oleh karenanya, walaupun kegiatan ini mungkin menghasilkan produk dengan substansi fisik (contohnya, suatu prototipe), elemen fisik aset tersebut bukan merupakan hal yang utama dari komponen tidak berwujudnya, misalnya adalah pengetahuan yang terkandung dalam aset tersebut.
Dalam hal sewa pembiayaan, aset yang menjadi objek sewa dapat berupa aset berwujud atau aset tidak berwujud. Setelah pengakuan awal, lessee memperlakukan aset tidak berwujud dari sewa pembiayaan tersebut sesuai dengan Pernyataan ini. Suatu transaksi atau aktivitas dapat dikecualikan dari ruang lingkup suatu Pernyataan jika transaksi atau aktivitas tersebut bersifat sedemikian khususnya sehingga menimbulkan masalah akuntansi yang perlu cara penyelesaian berbeda.
Definisi
Istilah berikut ini digunakan dalam Pernyataan ini dengan arti spesifik:
Amortisasi adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan suatu aset tidak berwujud selama masa manfaatnya.
Aset adalah sumber daya yang:
(a) dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu; dan
(b) manfaat ekonomis di masa depan dari aset tersebut diharapkan diterima oleh entitas.
Aset moneter adalah kas dimiliki dan aset yang akan diterima dalam bentuk kas yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan.
Aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik.
Jumlah tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain yang merupakan pengganti biaya perolehan dalam laporan keuangan, dikurangi nilai residunya.
Jumlah tercatat aset adalah jumlah yang diakui dalam neraca setelah dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Masa manfaat adalah:
(a) jangka waktu suatu aset diharapkan dapat digunakan oleh entitas, atau
(b) jumlah unit produksi atau unit sejenis yang diharapkan dapat dihasilkan dari suatu aset oleh entitas.
Nilai residu aset tidak berwujud adalah nilai estimasian yang dapat diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset pada akhir masa manfaatnya, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan aset, jika aset telah mencapai usia dan kondisi yang diharapkan seperti saat akhir masa manfaatnya.
Nilai spesifik entitas adalah nilai kini dari arus kas entitas yang diharapkan timbul dari penggunaan aset secara berkelanjutan dan dari pelepasan aset tersebut pada akhir masa manfaatnya atau yang diharapkan muncul saat menyelesaikan kewajiban.
Pengembangan adalah penerapan temuan riset atau pengetahuan lainnya pada suatu rencana atau rancangan produksi bahan baku, alat, produk, proses, sistem, atau jasa yang sifatnya baru atau yang mengalami perbaikan substansial, sebelum dimulainya produksi komersial atau pemakaian.
Riset adalah penelitian orisinal dan terencana yang dilaksanakan dengan harapan memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu yang baru.
Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah tercatat suatu aset atas jumlah terpulihkannya.
Aset Tidak Berwujud
Entitas sering kali mengeluarkan sumber daya maupun menciptakan laibilitas dalam perolehan, pengembangan, pemeliharaan atau peningkatan sumber daya tidak berwujud, seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (termasuk merek produk dan judul publisitas).
Keteridentifikasian
Dalam definisi aset tidak berwujud terdapat kriteria bahwa keteridentifikasian aset tidak berwujud harus dapat dibedakan secara jelas dengan goodwill. Goodwill dalam sebuah kombinasi bisnis diakui sebagai aset yang menggambarkan manfaat ekonomis di masa depan yang muncul dari aset lain yang diakuisisi dalam kombinasi bisnis tersebut yang tidak didefinisikan secara individual dan diakui secara terpisah.
Suatu aset dikatakan dapat diidentifikasi jika:
(a) dapat dipisahkan, yaitu dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dipindahkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik secara tersendiri atau bersama-sama dengan kontrak terkait, aset atau liabilitas teridentifikasi, terlepas dari apakah entitas bermaksud untuk melakukan hal tersebut; atau
(b) timbul dari kontrak atau hak legal lainnya, terlepas dari apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban lainnya.
Pengendalian
Entitas mengendalikan aset jika entitas memiliki kemampuan untuk memperoleh manfaat ekonomis masa depan yang timbul dari aset tersebut dan dapat membatasi akses pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomis tersebut. Kemampuan entitas untuk mengendalikan manfaat ekonomis masa depan dari suatu aset tidak berwujud biasanya timbul dari hak legal yang memiliki kekuatan dalam suatu pengadilan. Apabila hak legal itu tidak ada, entitas akan lebih sulit menunjukkan adanya pengendalian.
Manfaat ekonomis masa depan dapat timbul dari pengetahuan atas pasar atau pengetahuan teknis.
Manfaat Ekonomis Masa Depan
Manfaat ekonomis masa depan yang timbul dari aset tidak berwujud dapat mencakup pendapatan dari penjualan barang atau jasa, penghematan biaya, atau manfaat lain yang berasal dari penggunaan aset tersebut oleh entitas. Misalnya, penggunaan hak kekayaan intelektual dalam suatu proses produksi tidak meningkatkan pendapatan masa depan, tetapi menekan biaya produksi masa depan.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
Dalam mengakui suatu pos sebagai aset tidak berwujud, entitas perlu menunjukkan bahwa pos tersebut memenuhi:
(a) definisi aset tidak berwujud (lihat paragraf 8–18); dan
(b) kriteria pengakuan (lihat paragraf 21–23)
Persyaratan tersebut diterapkan atas biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau mengembangkan secara internal aset tidak berwujud dan biaya yang terjadi kemudian untuk menambahkan, mengganti sebagian, atau memperbaiki aset tersebut.
Sifat dari aset tidak berwujud adalah sedemikian, sehingga dalam banyak kasus tidak ada yang dapat ditambahkan atas aset tidak berwujud atau bagian dari aset tidak berwujud. Sehubungan dengan hal tersebut, kebanyakan pengeluaran selanjutnya digunakan untuk menjaga manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari aset tidak berwujud yang sudah ada, sehingga pengeluaran tersebut tidak dapat memenuhi definisi aset tidak berwujud dan kriteria pengakuan dalam Pernyataan ini. Selain itu, seringkali sulit untuk mengaitkan pengeluaran selanjutnya secara langsung terhadap aset tidak berwujud tertentu namun lebih terkait dengan usaha (bisnis) secara keseluruhan.
Aset tidak berwujud harus diakui jika, dan hanya jika:
(a) kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut; dan
(b) biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.
Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomis masa depan, entitas harus menggunakan asumsi masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan yang merupakan estimasi terbaik manajemen atas kondisi ekonomi yang berlaku sepanjang masa manfaat aset tersebut.
Aset tidak berwujud pada awalnya harus diakui sebesar biaya perolehan.
Perolehan Terpisah
Biasanya, harga yang dibayarkan oleh entitas untuk perolehan terpisah suatu aset tidak berwujud akan menggambarkan kemungkinan manfaat ekonomis masa depan yang entitas harapkan untuk diperoleh dari aset tersebut.
Selain itu, biaya aset tidak berwujud yang diperoleh secara terpisah biasanya dapat diukur secara andal. Hal itu akan tampak jelas jika pembayaran dilakukan dalam bentuk uang tunai atau aset moneter lainnya. Biaya perolehan aset tidak berwujud terdiri dari:
(a) harga beli, termasuk bea masuk (import), dan pajak pembelian yang tidak dapat dikembalikan, setelah dikurangkan diskon dan rabat: dan
(b) segala biaya yang dapat dikaitkan secara langsung dalam mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan.
Pengakuan biaya dalam jumlah tercatat dari aset tidak berwujud dihentikan saat aset tersebut berada dalam kondisi dapat beroperasi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan manajemen. Oleh sebab itu, biaya yang terjadi dalam menggunakan atau mengembangkan kembali aset tidak berwujud tidak termasuk dalam jumlah tercatat aset.
Beberapa operasi terjadi berkaitan dengan pengembangan aset tidak berwujud, namun tidak menjadikan aset tersebut berfungsi sesuai dengan keinginan managemen. Operasi insidental tersebut mungkin terjadi sebelum maupun selama kegiatan pengembangan.
Jika pembayaran untuk suatu aset tidak berwujud ditangguhkan sampai melebihi periode penjualan kredit yang normal, biaya perolehannya adalah setara nilai tunainya. Selisih antara nilai tersebut dan total pembayaran diakui sebagai beban bunga pada periode penjualan kredit kecuali selisih tersebut dapat dikapitalisasi sesuai dengan PSAK 26 (revisi 2008): Biaya Pinjaman.
Akuisisi sebagai Bagian dari Kombinasi Bisnis
Sesuai dengan PSAK 22 (revisi 2009): Kombinasi Bisnis, jika aset tidak berwujud diperoleh dalam kombinasi bisnis, biaya dari aset tidak berwujud adalah nilai wajar aset pada tanggal akusisinya. Nilai wajar dari aset tidak berwujud akan merepresentasikan espektasi probabilitas bahwa manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan yang dimiliki dari aset tersebut yang diharapkan akan mengalir ke entitas. Dengan kata lain, entitas mengharapkan adanya arus masuk manfaat ekonomis, bahkan jika ada ketidak kepastian mengenai waktu dan jumlah arus masuk tersebut.
Mengukur Nilai Wajar Aset Tidak Berwujud yang Berasal dari Kombinasi Bisnis
Jika aset tidak berwujud dihasilkan dari kombinasi bisnis dapat dipisahkan atau muncul dari kontrak atau hak hukum lainnya, maka informasi memadai tersedia untuk mengukur nilai wajar aset secara andal. Apabila pada saat mengukur nilai wajar aset tidak berwujud terdapat berbagai kemungkinan hasil dengan probalbilitas berbeda, ketidakpastian tersebut dimasukkan dalam perhitungan nilai wajar aset tidak berwujud tersebut. Aset tidak berwujud yang dihasilkan dari kombinasi bisnis mungkin dapat dipisahkan, namun harus dipisahkan bersama-sama dengan aset berwujud atau tidak berwujud lainnya.
Pengeluaran Lebih Lanjut yang Muncul dari Kegiatan Penelitian dan Pengembangan
Pengeluaran penelitian dan pengembangan yang :
(a) berhubungan dengan proyek penelitian dan pengembangan yang sedang berjalan pada perolehan secara terpisah atau dalam kombinasi bisnis dan diakui sebagai aset tak berwujud; dan
(b) terjadi setelah akuisisi proyek tersebut harus di bukukan sesuai dengan paragraf 53-61
Dalam menerapkan persyaratan dalam paragraf 53–61 maka pengeluaran berikutnya atas proyek penelitian dan pengembangan yang sedang berjalan.
Pengakuan
dengan Hibah Pemerintah
Dalam beberapa kasus, aset tidak berwujud dapat diperoleh dengan cuma–cuma, atau dengan nilai nominal, melalui hibah pemerintah.
Pertukaran Aset. Satu atau lebih aset tidak berwujud mungkin diperoleh dari pertukaran aset non moneter atau sekelompok aset moneter, atau kombinasi dari aset moneter dan aset non-moneter.
Goodwill yang Dihasilkan Secara Internal. Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak boleh diakui sebagai asset.
set Tidak Berwujud yang Dihasilkan Secara Internal. Adakalanya sulit untuk menentukan apakah suatu aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal memenuhi kriteria untuk diakui. Dalam menentukan apakah suatu aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal memenuhi syarat untuk diakui, entitas menggolongkan proses dihasilkannya aset tidak berwujud menjadi dua tahap:
(a) tahap penelitan atau tahap riset; dan
(b) tahap pengembangan.
Tahap Riset . Entitas tidak boleh mengakui aset tidak berwujud yang timbul dari riset (atau dari tahapan riset pada proyek internal). Pengeluaran untuk riset (atau tahap riset pada suatu proyek internal) diakui sebagai beban pada saat terjadinya.
Pada tahap riset sebuah proyek internal, entitas tidak dapat menunjukkan telah adanya suatu aset tidak berwujud yang akan dapat menghasilkan manfaat ekonomis masa depan.
Tahap Pengembangan. Dalam tahap pengembangan suatu proyek, kadang–kadang entitas dapat mengidentifikasi aset tidak berwujud dan menunjukkan bahwa aset tersebut akan menghasilkan kemungkinan besar manfaat ekonomis masa depan. Hal itu dimungkinkan karena tahap pengembangan suatu proyek lebih maju jika dibandingkan dengan tahap riset.
Biaya Perolehan Aset Tidak Berwujud yang Dihasilkan Secara Internal. Biaya perolehan aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal sebagaimana dimaksudkan dalam paragraf 24 adalah jumlah pengeluaran yang dilakukan sejak tanggal aset tidak berwujud pertama kali memenuhi kriteria pengakuan sebagaimana diatur dalam paragraf 21, 22, dan 56. Paragraf 71 melarang pengeluaran yang diakui sebagai beban pada laporan keuangan tahunan atau laporan keuangan interim periode sebelumnya untuk diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tidak berwujud. Biaya perolehan aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal terdiri atas seluruh biaya terkait langsung yang dibutuhkan untuk membuat, menghasilkan dan mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan sesuai dengan cara yang dimaksudkan oleh manajemen.
PENGAKUAN BEBAN
Pengeluaran untuk aset tidak berwujud harus diakui sebagai beban pada saat terjadinya, kecuali:
a) Pengeluaran itu merupakan bagian dari biaya perolehan aset tidak berwujud yang memenuhi kriteria pengakuan (lihat paragraf 18–66)
b) pos tersebut diperoleh melalui suatu kombinasi bisnis yang berbentuk akuisisi dan tidak dapat diakui sebagai aset tidak berwujud. Apabila demikian halnya, maka pengeluaran tersebut, merupakan bagian dari goodwill pada tanggal akuisisi (lihat PSAK 22(revisi 2009): Kombinasi Bisnis).
Beban Masa Lalu yang Tidak Diakui sebagai Aset
atas unsur aset tidak berwujud yang awalnya diakui oleh entitas sebagai beban tidak boleh diakui sebagai bagian dari biaya (harga perolehan) aset tidak berwujud dikemudian hari.
PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN
Entitas harus memilih baik model biaya pada paragraf 74 atau model revaluasi pada paragraf 75 sebagai kebijakan akuntansinya. Jika suatu aset tidak berwujud dicatat dengan menggunakan model revaluasi, semua aset lainnya dalam kelas tersebut harus dicatat dengan menggunakan model yang sama, kecuali tidak ada pasar aktif untuk aset tersebut.
Model Biaya
Setelah pengakuan awal, suatu aset tidak berwujud harus dinilai pada biaya perolehanya dikurangi oleh akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian atas penurunan nilai.
Model Revaluasi
Setelah pengakuan awal, suatu aset tidak berwujud harus dinilai atas nilai revaluasinya, dicatat pada nilai pasar pada tanggal revaluasi dikurangi nilai akumulasi penyusutan selanjutnya dan akumulasi kerugian penurunan nilai aset selanjutnya.
MASA MANFAAT
Sebuah entitas harus menilai apakah masa manfaat suatu aset tidak berwujud terbatas atau tak terbatas dan, jika terbatas, jangka waktu atau jumlah produksi atau jumlah unit serupa yang dihasilkan, selama masa manfaat. Suatu aset tidak berwujud diakui entitas memiliki masa manfaat tak terbatas jika, berdasarkan analisis dari seluruh faktor relevan, tidak ada batas yang terlihat pada saat ini atas periode yang mana aset diharapkan menghasilkan arus kas neto bagi entitas.
Masa manfaat suatu aset tidak berwujud yang timbul dari kontrak atau hak legal lainnya tidak dapat lebih panjang dari masa kontrak atau hak legal lainnya, tapi dapat lebih pendek tergantung dari periode kapan aset dapat digunakan entitas. Jika kontrak atau hak legal lainnya memiliki batasan yang dapat diperbarui, maka masa manfaat dari aset takbewujud juga diperbarui hanya apabila terdapat bukti yang mendukung pembaruan masa manfaat tidak menimbulkan biaya yang signifikan.
ASET TIDAK BERWUJUD DENGAN MASA MANFAAT TERBATAS
Periode Amortisasi dan Metode Amortisasi
Nilai depresiasi sebuah aset tidak berwujud dengan masa manfaat terbatas harus dialokasikan secara sistematis sepanjang masa manfaatnya. Amortisasi harus dimulai ketika aset tersedia untuk digunakan, yakni ketika aset berada pada lokasi dan dalam kondisi untuk beroperasi sesuai dengan ketentuan yang diinginkan manajemen.
Terdapat berbagai metode amortisasi untuk mengalokasikan jumlah penyusutan suatu aset atas dasar yang sistematis sepanjang masa manfaatnya. Metode-metode tersebut meliputi metode garis lurus, metode saldo menurun dan metode unit produksi. Metode yang digunakan dipilih berdasarkan pola konsumsi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dan diterapkan secara konsisten dari periode ke periode lainnya, kecuali terdapat perubahan dalam perkiraan pola konsumsi tersebut.
Nilai Residu
Nilai yang dapat diamortisasi atas suatu aset dengan masa manfaat terbatas ditentukan setelah mengurangi nilai residunya. Nilai residu yang tidak sama dengan nol memberikan implikasi bahwa perusahan berharap untuk melepaskan aset tidak berwujud tersebut sebelum masa ekonomisnya berakhir.
Nilai residu dari suatu aset tidak berwujud dapat meningkat ke suatu jumlah yang setara atau lebih besar dari jumlah tercatat aset. Jika hal tersebut terjadi, maka amortisasi yang dibebankan adalah nol kecuali dan sampai nilai residu secara teratur berkurang menjadi lebih rendah dari jumlah tercatat asset.
Penelaahan Periode Amortisasi dan Metode Amortisasi
Periode amortisasi dan metode amortisasi ditinjau setidaknya setiap akhir tahun buku. Jika perkiraan masa manfaat aset berbeda secara signifikan dengan estimasi–estimasi sebelumnya, periode amortisasi harus disesuaikan. Jika terjadi perubahan yang signifikan dalam perkiranan pola konsumsi manfaat ekonomis dari aset, metode amortisasi harus diubah untuk mencerminkan pola yang berubah tersebut. Perubahan tersebut harus dicatat sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai dengan PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.
ASET TIDAK BERWUJUD DENGAN MASA MANFAAT TAK TERBATAS
Suatu aset tidak berwujud dengan masa manfaat tak terbatas tidak boleh diamortisasi.
Penelaahan Penilaian Masa Manfat
Masa manfaat suatu aset tidak berwujud yang tidak diamortisasi harus ditelaah setiap periode untuk menentukan apakah kejadian atau keadaan dapat terus mendukung masa manfaat aset tetap tak terbatas. Jika tidak, perubahan masa manfaat yang muncul dari tak terbatas menjadi terbatas harus dibukukan atau sesuai dengan perubahan dalam perkiraan akuntasi sesuai dengan PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.
PEMULIHAN KEMBALI JUMLAH TERCATAT–RUGI PENURUNAN NILAI
Untuk menentukan apakah suatu aset tidak berwujud mengalami penurunan nilai, entitas menerapkan PSAK 48 (revisi 2009: Penurunan Nilai Aset. Pernyataan tersebut menjelaskan kapan dan bagaimana suatu entitas menelaah jumlah tercatat aset, bagaimana menentukan jumlah terpulihkan suatu aset dan kapan entitas mengakui atau membalik kerugian penurunan nilai.
PENGHENTIAN DAN PELEPASAN
Suatu aset tidak berwujud harus dihentikan pengakuannya bila:
(a) dalam (proses) pelepasan; atau
(b) ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.
Keuntungan atau kerugian muncul dari penghentian pengakuan suatu aset tidak berwujud harus ditetapkan sebagai perbedaan antara nilai bersih pelepasan (jika ada) dan nilai wajar aset.
Pengungkapan
Umum
Suatu entitas harus mengungkapkan hal–hal berikut untuk setiap kelas aset tidak berwujud, dipisahkan antara aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal dan aset tidak berwujud lainnya:
(a) apakah masa manfaat tak terbatas atau terbatas, jika masa manfaat terbatas diungkapkan tingkat amortisasi yang digunakan atau masa manfaatnya;
(b) metode amortisasi yang digunakan untuk aset tidak berwujud dengan masa manfaat terbatas;
(c) jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (secara agregat dengan akumulasi kerugian akibat penurunan nilai) pada awal dan akhir periode;
(d) unsur-unsur dalam laporan pendapatan komprehensif yang mana amortisasi aset tidak berwujud termasuk (didalamnya);
(e) pengakuan atas jumlah tercatat pada awal dan akhir periode.
PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan mengharuskan sebuah entitas untuk mengungkapkan sifat dan nilai dari perubahan dalam perkiraan akuntansi yang memiliki pengaruh material pada periode saat ini atau diharapkan memiliki pengaruh material pada periode selanjutnya. Pengungkapan yang sedemikian mungkin timbul akibat dari perubahan dalam :
a. perkiraan masa manfaat suatu aset tidak berwujud;
b. metode amortisasi; atau
c. nilai residu.
Entitas juga mengungkapkan:
(a) Untuk aset tidak berwujud yang dinilai dengan masa manfaat tak terbatas, jumlah tercatat aset dan alasan yang mendukung penilaian masa manfaat ta kterbatas tersebut. Dalam memberikan alasan, entitas harus menjelaskan faktor signifikan dalam menentukan aset tersebut memiliki masa manfaat tak terbatas.
(b) deskripsi, mengenai jumlah tercatat dan sisa periode amortisasi dari tiap–tiap aset tidak berwujud yang material terhadap laporan keuangan entitas.
(c) untuk aset tidak berwujud yang dimiliki dengan jaminan (hibah) pemerintah dan awalnya diakui pada nilai wajar
(d) eksistensi dan jumlah tercatat dari aset tidak berwujud yang kepemilikannya dibatasi dan jumlah tercatat aset yang menjadi jaminan atas liabilitas.
(e) nilai kontrak untuk akuisisi aset tidak berwujud
Aset Tidak Berwujud yang Menggunakan Model Revaluasi Setelah Pengakuan Awal
Dimungkinkan diperlukan untuk menggabungkan kelompok aset yang direvaluasi ke dalam kelompok yang lebih besar untuk keperluan pengungkapan. Namun, kelompok aset tersebut tidak digabungkan jika hal tersebut menghasilkan kombinasi dari beberapa kelompok aset tidak berwujud yang diukur berdasarkan model biaya dan model revaluasi.
Pengeluaran Riset (Penelitan) dan Pengembangan.
entitas harus mengungkapkan nilai keseluruhan (agregat) dari biaya riset dan pengembangan yang diakui sebagai biaya selama periode.
Informasi lainnya
entitas dianjurkan, namun tidak diharuskan, untuk mengungkapkan informasi berikut:
(a) penjelasan mengenai aset tidak berwujud yang telah diamortisasi seluruhnya namun masih digunakan; dan
(b) penjelasan mengenai aset tidak berwujud signifikan yang dikuasai entitas namun tidak diakui sebagai aset karena tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam Pernyataan ini atau karena aset tersebut diperoleh atau dihasilkan sebelum PSAK 19 (revisi 2009): Aset Tidak berwujud diberlakukan secara efektif pada tahun 2000.
KETENTUAN TRANSISI DAN TANGGAL EFEKTIF
Pernyataan ini berlaku untuk semua aset tidak berwujud secara prospektif dari awal periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 . Untuk itu, entitas tidak harus menyesuaikan jumlah tercatat aset tidak berwujud yang diakui pada tanggal tersebut. Namun, entitas harus, pada tanggal tersebut menerapkan Pernyataan ini untuk menilai kembali masa manfaat aset tidak berwujud. Jika, hasil dari penilaian kembali, entitas merubah penilaian masa manfaat aset, perubahan tersebut harus dibukukan sebagai perubahan dalam estimasi akuntansi sesuai dengan PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.
Pertukaran Aset Serupa
Persyaratan pada paragraf 129 dan 130 (b) untuk menerapkan Pernyataan ini secara prospektif berarti jika pertukaran aset diukur sebelum tanggal efektif Pernyataan ini dengan dasar Jumlah tercatat aset yang dilepaskan, entitas tidak menyatakan kembali jumlah tercatat aset yang diperoleh untuk menunjukkan nilai wajar aset tersebut pada tanggal perolehan.
PENARIKAN
Pernyataan ini menggantikan PSAK 19 (revisi 2009): Aset Tidak Berwujud (yang di keluarkan pada tahun 2000).
Komentar
Posting Komentar